Masyarakat sebagai Sebuah Sistem Sosial

Masyarakat sebagai Sebuah Sistem Sosial
Sistem Sosial
Sosiologi memandang masyarakat sebagai suatu hal yang penting. Penelitian apa pun dalam sosiologi berangkat dari pengetahuan tentang masyarakat dan diarahkan untuk lebih memahaminya. Masyarakat dapat kita rumuskan sebagai berikut.
1) Suatu tipe interaksi sosial yang melibatkan bermacam-macam manusia. Masyarakat bersifat kompleks, karena merupakan sistem interaksi yang melibatkan, seperti keluarga, perusahaan, organisasi keagamaan, organisasi pendidikan, organisasi politik, dan berbagai sistem interaksi lainnya.

2) Suatu unit yang mandiri. Masyarakat terdiri atas keragaman individu, seperti usia, jenis kelamin, status pendidikan, dan lain sebagainya. Masyarakat memiliki berbagai pranata sosial yang saling terkait sehingga dapat memenuhi kebutuhan para anggotanya dan menjamin kelangsungan hidup masyarakat yang bersangkutan secara keseluruhan.

3) Menempati suatu wilayah geografis tertentu, yang merupakan warisan.

4) Berusia panjang. Hal ini terlihat jika dibandingkan dengan umur-umur individu para anggotanya.

Masyarakat sebagai tatanan pranata sosial yang bersifat kompleks terus-menerus berada dalam proses pembentukan, pertahanan dan atau pengubahan oleh individu. Pada umumnya, anggota masyarakat relatif besar, namun bukan ukuran mutlak.

Dalam sosiologi ada pendekatan yang digunakan untuk melakukan kajian sistem sosial, yaitu pendekatan fungsionalisme struktural dan pendekatan konflik (Nasikun, 2001: 11-18). Anggapan dasar dari pendekatan fungsionalisme struktural adalah seperti berikut.
a) Masyarakat harus dilihat sebagai suatu sistem daripada bagian-bagian yang saling berhubungan satu sama lain.

b) Dengan demikian, hubungan pengaruh mempengaruhi di antara bagian-bagian tersebut adalah bersifat ganda dan timbal balik.

c) Sekalipun integrasi sosial tidak pernah dapat dicapai dengan sempurna, namun secara fundamental sistem sosial selalu cenderung bergerak ke arah ekuilibrium yang bersifat dinamis, menanggapi perubahan-perubahan yang datang dari luar dengan kecenderungan memelihara agar perubahan-perubahan yang terjadi di dalam sistem sebagai akibatnya akan mencapai derajat yang minimal.

d) Sekalipun disfungsi, ketegangan-ketegangan dan penyimpangan-penyimpangan senantiasa terjadi juga, akan tetapi di dalam jangka yang panjang, keadaan tersebut pada akhirnya akan teratasi dengan sendirinya melalui penyesuaian-penyesuaian dan proses institusionalisasi. Dengan perkataan lain, sekalipun integrasi sosial pada tingkatnya yang sempurna tidak akan pernah tercapai, akan tetapi setiap sistem sosial akan senantiasa berproses ke arah itu.

e) Perubahan-perubahan di dalam sistem sosial pada umumnya terjadi secara gradual, melalui penyesuaian-penyesuaian dan tidak secara revolusioner. Perubahan-perubahan yang terjadi secara drastis pada umumnya hanya mengenai bentuk luarnya saja, sedangkan unsur-unsur sosial budaya yang menjadi bangunan dasarnya tidak seberapa mengalami perubahan.

f) Pada dasarnya, perubahan-perubahan sosial timbul atau terjadi melalui tiga macam kemungkinan: penyesuaian-penyesuaian yang dilakukan oleh sistem sosial tersebut terhadap perubahan-perubahan yang datang dari luar (extra systemic change), pertumbuhan melalui proses diferensiasi struktural dan fungsional, serta penemuan-penemuan baru oleh anggota-anggota masyarakat.

g) Faktor yang penting yang memiliki daya mengintegrasi suatu sistem sosial dalam konsensus di antara para anggota masyarakat mengenai nilai-nilai kemasyarakatan tertentu.

Sistem sosial pada dasarnya tidak lain adalah sistem daripada tindakan-tindakan. Ia terbentuk dari interaksi sosial yang terjadi di antara berbagai individu, yang tumbuh dan berkembang tidak secara kebetulan, melainkan tumbuh dan berkembang di atas standar penilaian umum yang disepakati bersama oleh para anggota masyarakat. Yang paling penting di antara berbagai standar penilaian umum tersebut adalah apa yang kita kenal sebagai norma-norma sosial. Norma-norma sosial itulah yang sesungguhnya membentuk struktur sosial. Prosesnya adalah setiap orang menganut dan mengikuti pengertian-pengertian yang sama mengenai situasi-situasi tertentu dalam bentuk norma-norma sosial, maka tingkah laku mereka kemudian terjalin sedemikian rupa ke dalam bentuk suatu struktur sosial tertentu.

Pendekatan konflik yang berpangkal dari anggapan-anggapan dasar melihat sistem sosial adalah seperti berikut ini.
a) Setiap masyarakat senantiasa berada di dalam proses perubahan yang tidak pernah berakhir atau dengan perkataan lain, perubahan sosial merupakan gejala yang melekat di dalam setiap masyarakat.

b) Setiap masyarakat mengandung konflik-konflik di dalam dirinya atau dengan perkataan lain, konflik adalah merupakan gejala yang melekat di dalam setiap masyarakat.

c) Setiap unsur di dalam suatu masyarakat memberikan sumbangan bagi terjadinya disintegrasi dan perubahan-perubahan sosial.

d) Setiap masyarakat terintegrasi di atas penguasaan atau dominasi oleh sejumlah orang atas sejumlah orang-orang yang lain.

Perubahan sosial oleh penganut pendekatan konflik tidak saja dipandang sebagai gejala yang melekat di dalam kehidupan setiap masyarakat, melainkan lebih daripada itu, dianggap sebagai sumber di dalam faktor-faktor yang ada dalam masyarakat itu sendiri, suatu hal yang kurang diperhatikan oleh penganut pendekatan fungsionalisme struktural. Perubahan sosial yang demikian terutama timbul dari kenyataan akan adanya unsur-unsur yang saling bertentangan di dalam setiap masyarakat. Kontradiksi intern tersebut bersumber di dalam kenyataan bahwa setiap masyarakat mengenal pembagian kewenangan atau otoritas secara tidak merata.


Ket. klik warna biru untuk link

Download

Sumber

Syarbaini, Syahrial dan Fatkhuri. 2016. Teori Sosiologi; Suatu Pengantar. Ghalia Indonesia. Jakarta.

Baca Juga
1. Sistem Sosial
2. Unsur-unsur Sistem Sosial

Materi Sosiologi SMA
1. Materi Sosiologi Kelas X. Bab 1. Sosiologi sebagai Ilmu tentang Masyarakat (KTSP)
2. Materi Sosiologi Kelas X. Bab 1. Fungsi dan Peran Sosiologi (Kurikulum 2013)
3. Materi Sosiologi Kelas X Bab 1.1 Fungsi Sosiologi untuk Mengenali Gejala Sosial di Masyarakat (Kurikulum Revisi 2016)
4. Materi Sosiologi Kelas X Bab 1.2 Fungsi Sosiologi untuk Mengenali Gejala Sosial di Masyarakat (Kurikulum Revisi 2016)
5. Materi Ujian Nasional Kompetensi Teori dan Pengetahuan Sosiologi
Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment for "Masyarakat sebagai Sebuah Sistem Sosial"