Dinamika Kependudukan

Pengertian Dinamika Kependudukan
Dinamika Kependudukan
Demografi meliputi kelompok usia dan kelompok jenis kelamin penduduk, perpindahannya di dalam suatu negara atau antarnegara dan laju pertumbuhan penduduk. Dalam banyak hal, komposisi kelompok usia dan jenis kelamin penduduk mempengaruhi kehidupan sosial penduduk. Perubahan komposisi kelompok usia, terutama disebabkan oleh perubahan tingkat kelahiran yang dewasa ini menaikkan jumlah orang usia lanjut dan menurunkan jumlah anak-anak di banyak negara (Horton, 1984).

Penurunan jumlah penduduk di negara-negara industri dapat mengurangi tingkat kejahatan dan tingkat pengangguran generasi muda. Kenaikan jumlah orang usia lanjut juga mengurangi jumlah pekerja dan menimbulkan biaya pensiun yang tinggi. Migrasi adalah perpindahan penduduk antarnegara, dipengaruhi oleh dorongan terhadap penduduk karena adanya keadaan yang tidak memuaskan di negara sendiri, karena adanya daya tarik kesempatan menarik di tempat lain, dan karena adanya saluran-saluran atau jalan yang memungkinkan penduduk untuk berimigrasi.

Tingkat kelahiran cenderung bervariasi dalam suatu masyarakat, tergantung pada status sosial; status sosialnya tinggi, tingkat kelahirannya rendah, sebaliknya status sosial rendah, tingkat kelahiran tinggi. Namun ada pengecualiannya di negara atau daerah tertentu, seperti Amerika Serikat, pada suatu masa tertentu tingkat kelahiran orang kulit hitam dan orang miskin cenderung menurun.

Malthus mengemukakan bahwa pertumbuhan penduduk cenderung mengurangi persediaan pangan, menciptakan kelebihan penduduk dan penderitaan, kecuali jika orang mampu mengendalikan pertumbuhan penduduk dengan cara menunda perkawinan. Penganut teori Malthus mengemukakan bahwa meskipun ramalan Malthus yang buram itu mungkin saja masih bersifat prematur, namun pada dasarnya bahwa ramalan itu benar, tetapi penganut teori anti-Malthus menyatakan bahwa sumber daya dunia masih cukup untuk jumlah penduduk yang lebih besar. Penganut aliran Marxis dan beberapa penganut teori anti-Malthus beranggapan bahwa eksploitasilah yang merupakan penyebab utama kelaparan dunia, bukan kelebihan penduduk.

Transisi demografi yang terjadi di negara-negara Barat menunjukkan adanya perubahan dari masa yang tingkat kelahiran dan tingkat kematiannya yang rendah. Belum bisa dipastikan apakah negara-negara sedang berkembang juga akan mengalami transisi demografi semacam itu.

Kebijakan kependudukan dapat berupa ciri-ciri, yaitu pronatalitas, antinatalis atau gabungan dari keduanya. Kebijakan pronatalis menghargai keluarga besar dan melarang atau membatasi penggunaan kontrasepsi, sterilisasi dan aborsi. Kebijakan antinatalis menghargai orang yang memiliki keluarga kecil dan menyediakan kemudahan-kemudahan untuk memperoleh kontrasepsi serta mungkin pula aborsi.

Prospek masa depan kependudukan dunia belum dapat dilihat secara jelas, negara-negara industri cenderung mengarah ke tingkat kependudukan yang stabil dengan disertai oleh proses penyesuaian yang tidak menyenangkan.

Negara sedang berkembang masih memiliki laju pertumbuhan penduduk yang cepat, namun tingkat pertumbuhan penduduknya sedang mengalami penurunan. Apabila pengendalian penduduk berhasil, maka jumlah penduduk dunia pada akhirnya mungkin akan stabil, yaitu ketika jumlahnya mencapai dua kali lipat jumlah penduduk dewasa ini. Masalah apakah kelak kita akan mengalami keadaan kependudukan yang stabil ataukah malapetaka, belum dapat dipastikan.


Ket. klik warna biru untuk link

Download


Sumber
Syarbaini, Syahrial dan Fatkhuri. 2016. Teori Sosiologi; Suatu Pengantar. Ghalia Indonesia. Jakarta.
Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment for "Dinamika Kependudukan"