Materi Ujian Nasional Kompetensi Teori dan Pengetahuan Sosiologi

Teori dan Pengetahuan Sosiologi
Teori dan Pengetahuan Sosiologi 
A. Teori dan Pengetahuan Sosiologi
Sosiologi merupakan cabang ilmu sosial yang mempelajari perilaku manusia dan kelompok sosial. Sosiologi berasal dari bahasa Latin yaitu socius yang berarti teman/masyarakat dan logos dari bahasa Yunani yang berarti ilmu. Dengan demikian, sosiologi dapat diartikan sebagai ilmu yang mengkaji hubungan sosial manusia dalam masyarakat secara ilmiah. Ilmu sosiologi memfokuskan kajiannya pada pengaruh hubungan sosial terhadap perubahan perilaku manusia dalam masyarakat. Sosiologi juga mengkaji hubungan antara peristiwa sosial atau fakta sosial dan perubahan struktur sosial dalam masyarakat.

1. Teori Sosiologi
Teori sosiologi menjadi landasan untuk menganalisis fenomena sosial yang terjadi dalam masyarakat. Beberapa teori sosiologi yang dikemukakan para ahli sebagai berikut.
a. Auguste Comte
Salah satu teori yang dikemukakan Auguste Comte yaitu hukum tiga tahap. Hukum tiga tahap menjelaskan tahap/tingkatan intelektual dalam perkembangan manusia. Berikut ketiga tahap perkembangan manusia.
1) Tahap teologis, menjelaskan bahwa segala sesuatu yang terjadi di dunia dikendalikan oleh kekuatan gaib. Tahap ini dibagi menjadi tiga yaitu fetisisme, politeisme, monoteisme.
2) Tahap metafisik, merupakan tahap transisi teologis menuju positivis. Tahap ini ditandai dengan kepercayaan hukum Tuhan yang diseimbangkan dengan pemikiran manusia.
3) Tahap positivis, ditandai dengan berkembangnya ilmu pengetahuan. Manusia memusatkan perhatian pada data empiris untuk menjelaskan segala sesuatu yang terjadi di dunia.

b. Emile Durkheim
Menurut Emile Durkheim, permasalahan mendasar yang dihadapi oleh anggota masyarakat adalah cara membentuk keteraturan sosial. Keteraturan sosial dapat meningkatkan integrasi dan solidaritas sosial. Integrasi adalah kemampuan beradaptasi dan berkontribusi antara kelompok satu dan kelompok lain. Adapun solidaritas sosial menunjukkan rasa kebersamaan, kesatuan, kepentingan, dan simpati sebagai anggota masyarakat. Solidaritas sosial dibedakan menjadi dua bentuk yaitu solidaritas mekanis dan solidaritas organis.

c. Karl Marx
Menurut Karl Marx, kelas sosial dapat memberikan tekanan pada kehidupan masyarakat. Karl Marx menggolongkan masyarakat kapitalis dalam dua kelas yaitu kelas pemilik modal (borjuis) dan buruh (proletar).

Pada zaman industrialisasi, alienasi terjadi karena pemilik modal (borjuis) menguasai proses produksi, produk, dan jam kerja para buruh (Ritzer; 2004:34). Kondisi tersebut menyebabkan keterasingan (alienasi) yang dialami oleh kaum buruh (proletar). Akibatnya, para buruh memproduksi barang untuk kepentingan pemilik modal, ide-ide dari buruh tidak dapat tersalurkan dengan baik, hasil produksi dimiliki oleh pemilik modal, dan pekerja dalam masyarakat kapitalis terabaikan potensinya.

d. Ferdinand Tonnies
Ferdinand Tonnies merupakan pencetus istilah kelompok sosial masyarakat paguyuban (gemeinschaft) dan patembayan (gessellschaft). Paguyuban (gemeinschaft) merupakan bentuk kehidupan bersama ketika anggota-anggotanya diikat oleh hubungan batin murni dan bersifat alami serta kekal. Ferdinand Tonnies membedakan masyarakat gemeinschaft menjadi tiga jenis yaitu gemeinschaft by blood, gemeinschaft by place, dan gemeinschaft by mind. Adapun gesselschaft (patembayan) merupakan bentuk kehidupan masyarakat berdasarkan ikatan lahir, bersifat pokok, disatukan kepentingan tertentu, dan terbentuk dalam jangka waktu yang pendek.

e. Charles Wright Mills
Charles Wright Mills mengembangkan teori sosiologi modern dengan pokok pikiran khayalan sosiologi (Sunarto; 2004:13). Khayalan sosiologi dianggap perlu untuk memahami realitas yang terjadi dalam masyarakat ataupun dalam diri manusia. Melalui khayalan sosiologi, kita dapat memahami sejarah perkembangan masyarakat dengan riwayat hidup seseorang. Khayalan sosiologi dapat dikembangkan melalui dua konsep pemikiran yaitu permasalahan (trouble) dan isu (issues). Trouble muncul sebagai pertentangan pola pikir terhadap realitas sosial dalam masyarakat. Issues muncul dari luar diri manusia untuk menyikapi suatu kondisi.

2. Ciri-ciri Ilmu Sosiologi
Ilmu sosiologi memiliki karakteristik/ciri berbeda dengan ilmu lainnya. Karakteristik/ciri ilmu sosiologi sebagai berikut.
a. Teoretis, artinya sosiologi berusaha menyusun teori yang berasal dari abstraksi hasil observasi sehingga menunjukkan pernyataan atau proporsi secara logis untuk menjelaskan hubungan sebab akibat.

b. Empiris, artinya sosiologi merupakan ilmu berdasarkan hasil observasi logis terhadap fakta sosial, bukan berdasarkan hasil spekulasi.

c. Nonetis, artinya sosiologi tidak bertujuan menilai baik atau buruknya suatu fakta, tetapi bertujuan menjelaskan fakta secara analitis. Selain itu, sosiologi hanya bertugas mengungkapkan atau menerangkan tindakan sosial sebagai bagian dari fakta sosial.

d. Kumulatif, artinya teori-teori sosiologi dibentuk berdasarkan teori yang sudah ada. Akan tetapi, teori tersebut selalu mengalami perbaikan, perluasan, dan penguatan sesuai kondisi/fakta terbaru.

3. Objek Ilmu Sosiologi
Menurut Auguste Comte (Bapak ilmu sosiologi), sosiologi adalah studi tentang masyarakat sebagai keseluruhan dan tidak dapat direduksi dalam individu. Oleh karena itu, objek kajian sosiologi dilihat dalam dua bentuk, yaitu masyarakat sebagai sistem sosial dan kebudayaan sebagai hasil interaksi sosial. Kedua objek tersebut saling berkaitan dan memberikan pengaruh secara timbal balik. Kedua objek kajian ilmu sosiologi dapat dijelaskan sebagai berikut.
a. Masyarakat
Masyarakat (society) adalah sekumpulan manusia yang hidup bersama dalam waktu cukup lama, mendiami wilayah tertentu, memiliki kebudayaan sama, dan melakukan aktivitas dalam kelompok tersebut. Manusia yang hidup dalam masyarakat sadar akan keberadaan dirinya sebagai satu kesatuan. Masyarakat sebagai sistem sosial karena unsur-unsur dalam masyarakat saling berkaitan satu sama lain. Unsur-unsur dalam masyarakat antara lain tindakan-tindakan manusia, lembaga sosial, dan kelompok sosial yang saling mempengaruhi. Hubungan antarunsur dalam masyarakat menghasilkan produk interaksi sosial yaitu nilai dan norma sosial.

b. Kebudayaan sebagai Hasil Interaksi Manusia
Kebudayaan merupakan hasil cipta, rasa, dan karsa manusia. Menurut E.B. Taylor, kebudayaan adalah kompleksitas yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lainnya serta kebiasaan-kebiasaan yang diperoleh manusia sebagai anggota masyarakat. Oleh karena itu, kebudayaan sebagai hasil interaksi antarmanusia dikaji dalam ilmu sosiologi karena mempengaruhi sistem sosial masyarakat

4. Metode Penelitian dalam Ilmu Sosiologi
Sebagai sebuah ilmu, teori-teori sosiologi dapat digunakan untuk melakukan penelitian sosial, baik menggunakan metode kuantitatif maupun kualitatif. Kedua metode tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut.
a. Metode kuantitatif digunakan untuk meneliti fakta yang dapat diukur dengan angka. Penarikan kesimpulan dalam penelitian kuantitatif menggunakan skala, indeks, tabel dan formula-formula yang berkaitan dengan statistik. Salah satu teknik yang dapat digunakan dalam metode kuantitatif yaitu sociometry. Sociometry menggunakan skala-skala dan angka untuk menggambarkan dan meneliti hubungan antarmanusia dalam masyarakat.
b. Metode kualitatif merupakan penelitian yang dilakukan secara mendalam dengan sumber data berupa kata-kata lisan atau tertulis. Salah satu teknik pengambilan data dalam metode kualitatif yaitu wawancara. Melalui wawancara diperoleh data lebih mendalam.

5. Fungsi dan Manfaat Sosiologi
Sosiologi berusaha mengkaji fenomena atau fakta-fakta sosial dalam masyarakat melalui penelitian sosial. Melalui penelitian sosial tersebut, sosiologi sebagai ilmu pengetahuan berguna dalam kehidupan sehari-hari. Kegunaan sosiologi sebagai berikut.
a. Bahan Penelitian Sosial
Ilmu sosiologi diperlukan untuk mempelajari berbagai fenomena sosial dalam masyarakat. Dengan demikian, setiap fenomena sosial dapat dijelaskan secara logis.

b. Solusi Masalah Sosial
Masalah sosial merupakan fenomena sosial yang cenderung terjadi selama manusia menjalankan kehidupan dan menjalin hubungan sosial. Oleh karena itu, pendekatan sosiologi diperlukan untuk menganalisis berbagai permasalahan sosial dengan menggunakan metode penelitian. Pengamatan pendekatan sosiologi tentang masalah sosial diharapkan dapat memberikan solusi bagi masyarakat.

c. Bahan Perencanaan dan Pembangunan
Pembangunan sosial selalu ditujukan kepada masyarakat sebagai objek kajian sosiologi. Tahap perencanaan berfungsi memberikan data dan informasi mengenai kebutuhan sosial dalam masyarakat. Tahap pembangunan bertujuan menciptakan kesejahteraan masyarakat. Oleh karena itu, pembangunan sosial hendaknya dilakukan berdasarkan pendekatan sosiologis agar hasil pembangunan tepat sasaran dan sesuai kebutuhan masyarakat.

d. Bahan Pembuatan Keputusan
Pemerintah sebagai lembaga formal negara memiliki legitimasi untuk mengatur tata kehidupan bermasyarakat. Dalam mengatur kehidupan masyarakat pemerintah membutuhkan bantuan sosiolog untuk melakukan penelitian sosial terhadap perilaku dan kebutuhan masyarakat dalam mengambil keputusan. Sebagai contoh, penyusunan undang-undang disesuaikan kultur budaya dalam masyarakat.


Ket. klik warna biru untuk link

1. Download di Sini 
2. PPT Materi Ujian Nasional Kompetensi Teori dan Pengetahuan Sosiologi Klik di Sini
3. Video Materi Ujian Nasional Kompetensi Teori dan Pengetahuan Sosiologi Klik di Sini
4. Soal-Soal Klik di Sini
5. Soal-Soal Standar Ujian Nasional. Fungsi dan Peran Sosiologi dalam Mengenali Gejala Sosial Klik di Sini
6. PPT Soal Standar Ujian Nasional dan Pembahasan Kompetensi Fungsi dan Peran Sosiologi Klik di Sini
7. Materi Pengayaan Klik di Sini
Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment for "Materi Ujian Nasional Kompetensi Teori dan Pengetahuan Sosiologi "