Sokrates. Perkara Pengadilan dan Kematiannya

Perkara Pengadilan dan Kematian Sokrates
Sokrates
Pada tahun 399 Anytos, seorang yang empat tahun lebih dahulu turut dalam memulihkan demokrasi di Athena, mengemukakan tuduhan yang mengakibatkan perkara pengadilan terhadap Sokrates. Tuduhan itu berbunyi: Sokrates bersalah, karena ia tidak percaya pada dewa-dewa yang diakui oleh polis dan mengintrodusir praktek-praktek religius yang baru; ia juga bersalah, karena mempunyai pengaruh yang kurang baik atas kaum muda. Hampir semua informasi yang kita punyai tentang sidang pengadilan itu berasal dari karangan Plato yang disebut Apologia (Pembelaan Sokrates). Dalam karangan ini Sokrates membela dirinya di hadapan hakim-hakim. Sekalipun karangan ini tentu tidak boleh dianggap sebagai laporan harfiah mengenai sidang itu, namun para ahli kesusastraan Yunani berpendapat bahwa Plato mempergunakan data-data historis yang dapat dipercaya. Sokrates dinyatakan bersalah dengan mayoritas 60 suara (280 melawan 220).

Lalu pendakwa menuntut hukuman mati. Menurut kebiasaan hukum Athena, terdakwa diizinkan mengusulkan hukuman lain. Kalau seandainya Sokrates mengusulkan supaya dibuang ke luar kota, usul itu tentu akan diterima. Tetapi Sokrates pada usia 70 tahun tidak mau meninggalkan kota asalnya. Sebenarnya Sokrates mengusulkan satu mina (mata uang Athena) sebagai denda, tetapi atas dorongan sahabat-sahabatnya ia mempertinggi jumlahnya sampai 30 mina. Lebih-lebih karena mereka menawarkan untuk menanggung pembayarannya. Tetapi sidang toh memutuskan hukuman mati, karena denda 30 mina dianggap terlalu kecil dan terutama karena Sokrates dalam pembelaannya dirasakan menghina hakim-hakimnya. Biasanya hukuman mati dijalankan dalam waktu 24 jam. 


Tetapi pada waktu Sokrates dijatuhi hukuman mati, suatu perahu layar Athena yang keramat sedang melakukan perjalanan tahunan ke kuil di pulau Delos dan menurut hukum Athena hukuman mati baru boleh dijalankan, bila perahu itu sudah kembali. Dari sebab itu, satu bulan lamanya Sokrates tinggal lagi dalam penjara, sambil bercakap-cakap dengan sahabat-sahabatnya. Salah seorang di antara mereka, bernama Kriton, telah mengusulkan supaya Sokrates melarikan diri. Tetapi Sokrates menolak. Dalam dialog yang berjudul Phaidon, Plato menceritakan percakapan Sokrates dengan murid-muridnya pada hari terakhir hidupnya dan ia melukiskan pula bagaimana Sokrates waktu senja dengan tenang minum cawan berisi racun, dikelilingi oleh sahabat-sahabatnya.

Ket. klik warna biru untuk link

Download di Sini


Sumber.

Bertens, K. 1999. Sejarah Filsafat Yunani. Kanisius. Yogyakarta

Baca Juga
1. Sokrates. Biografi dan Karya
2. Sokrates. Metode
3. Sokrates. Kepribadian dan Cara Hidupnya
4. Sokrates. Etika
5. Sokrates. Ajaran 
6. Sokrates. Pemikiran tentang Politik
Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment for "Sokrates. Perkara Pengadilan dan Kematiannya"