Peter M. Blau. Kekuatan-Kekuatan Dialektis Perubahan Sosial

Peter M. Blau tentang Kekuatan-Kekuatan Dialektis Perubahan Sosial
Peter M. Blau
Walaupun dengan dasar fungsional struktural yang sangat kuat, teori Blau menyadari bekerjanya proses-proses dinamis yang membentuk struktur. Dalam struktur sosial terdapat penyesuaian (perenial adjusment) atau (counter adjusment) yang terungkap dalam pola-pola perubahan sosial yang bersifat dialektis. Kekuatan-kekuatan dialektis tersebut dibahas dalam hubungannya dengan (1) dilema (2) diferensiasi; (3) dinamika dan (4) proses dialektis. Berbeda dengan kebanyakan teori kaum fungsionalisme, yang mengabaikan atau mengacuhkan arti penting proses dinamis dalam masyarakat, Blau memasukkan teori perubahan sosial ke dalam modelnya.

Dilema
Model pertukaran sosial yang asli di dalam teori Blau adalah model pertukaran timbal balik ganjaran-ganjaran ekstrinsik. Dimensi resiprositas dan keuntungan ekstrinsik itu dapat disempurnakan di dalam realitas, yang menghasilkan hubungan-hubungan yang mungkin bersifat unilateral berdasarkan kekuasaan atau ganjaran intrinsik seperti cinta, kepuasan dan sebagainya. Dengan demikian Blau menyatakan bahwa pertukaran dapat menyimpang dari model asli ini dan dapat dilihat sebagai suatu permainan campuran, di mana pihak-pihak yang terlibat di dalam pertukaran sosial dapat memiliki kepentingan-kepentingan yang sama atau bertentangan satu sama lain.

Sehubungan dengan dilema pertama dari permainan campuran tersebut, terdapat tiga hal lain yang dapat mempengaruhi perubahan sosial. Pertama, walaupun masing-masing pihak memiliki kepentingan bersama untuk mempertahankan hubungan itu, tetapi terdapat dilema mengenai berapa banyak yang diberikan sebelum ganjaran diturunkan ke dalam nilai. Walaupun ada keinginan untuk menjaga kelangsungan hubungan (yang membutuhkan pertukaran ganjaran) akan tetapi, pada saat yang sama, terdapat dilema bahwa bila ganjaran terlalu sering atau terlalu mudah diberikan maka nilainya akan merosot. Misalnya, kasih sayang seorang pemuda yang secara perlahan memberikan kasih sayangnya atau sambutan kasih sayang seseorang wanita yang jarang dinyatakan akan sangat bernilai. Terdapat dilema lain oleh karena tindakan-tindakan sosial itu memiliki konsekuensi ganda. Tindakan yang perlu untuk mencapai satu tujuan dapat merintangi pencapaian tujuan lain. Dilema kepemimpinan yang sebelumnya dibahas dalam Bab ini, yaitu tentang konflik antara penerimaan sosial dan pelaksanaan hak-hak kekuasaan, adalah contoh dari masalah demikian.

Blau menyatakan bahwa dilema individu-individu dalam situasi tanpa struktur akan melahirkan diferensiasi status. Hal  ini dapat mengatasi beberapa dilema tetapi, bersamaan dengan itu, diferensiasi demikian menghasilkan kekuatan-kekuatan dialektis baru bagi perubahan.

Diferensiasi
Sebagaimana yang kita lihat, ahli teori pertukaran menyatakan bahwa persaingan untuk memperoleh sumber-sumber yang langka menjurus pada perbedaan alokasi sumber-sumber tersebut. Hal itu terjadi sepadan dengan nilai sumbangan yang diharapkan dari berbagai anggota kolektivitas. Perbedaan-perbedaan yang berhubungan dengan jangkauan terhadap sumber-sumber yang langka diikuti oleh alokasi kepemimpinan atas dasar kedudukan terhormat yang disediakan oleh perbedaan itu. Dengan demikian para pemimpin mampu membuat penetapan tugas dengan meningkatkan proses-proses diferensiasi melalui pembagian kerja. Oleh karena itu pemimpin-pemimpin yang lahir mampu bertindak berdasarkan atas wewenang dan atas kekuasaan.

Dinamika
Diferensiasi struktur sosial bukan bersifat statis. Sebagaimana kita lihat, berbagai dinamika kehidupan sosial yang terorganisir bersumber dari kekuatan-kekuatan penantang. Kekuasaan individu-individu yang dominan dapat dilaksanakan secara moderat dan adil, sehingga orang lain merasa beruntung untuk tetap berada di bawah perlindungan pengaruh mereka. Akan tetapi kekuasaan dapat juga menjurus pada penghisapan. Bilamana orang terpaksa tunduk pada kekuasaan yang bersifat menghisap dan tidak adil, maka keadaan tersebut dapat menimbulkan oposisi yang menentang kekuasaan yang dominan. Di sinilah kita melihat bibit-bibit perkembangan konflik, ketika nilai-nilai yang sah berhadapan dengan cita-cita oposisi.

Dialektika
Dalam kehidupan sosial terdapat banyak kekuatan kontradiktoris yang dikenal sebagai dialektika. Resiprositas (reciprocity) adalah kekuatan yang mampu menimbulkan keseimbangan struktur sosial, akan tetapi adalah suatu paradoks bahwa resiprositas yang terjadi di tingkat tertentu dapat menciptakan ketidakseimbangan di tingkat lain. Oleh karena itu kekuatan-kekuatan sosial tersebut dapat dikatakan memiliki berbagai implikasi berbagai implikasi yang bersifat kontradiktoris. Proses ini dapat digambarkan oleh usaha membenarkan tindakan yang salah, misalnya tekanan terhadap kelompok minoritas dalam masyarakat kita. Bilamana anggota kelompok minoritas (misalnya Negro dan wanita) memperoleh perlakukan istimewa dalam promosi jabatan atau pekerjaan maka hal ini dapat menyebabkan berkembangnya oposisi yang serius di antara anggota kelompok mayoritas yang sedang bersaing untuk memperoleh sumber-sumber yang langka itu. Usaha yang terus-menerus dilakukan untuk mendepak kaum wanita dan Negro itu dari segmen angkatan kerja akan menjurus pada lahirnya oposisi dari berbagai kolektivitas yang memiliki kepentingan-kepentingan kelompok minoritas.

Blau mengakui bahwa perubahan sosial berjalan lambat. Hal ini disebabkan oleh resistensi dari kepentingan dan kekuasaan yang telah berakar, (vested interest and power), nilai-nilai tradisional, organisasi yang telah mapan, serta lembaga-lembaga yang telah berakar. Kekuatan-kekuatan stabilitas dan penolakan bagi perubahan sosial itu sangat kuat. Walau demikian, disebabkan lahirnya kebutuhan serta masalah-masalah baru, kekuatan-kekuatan perubahan sosial sangat lah kuat. Akan tetapi, demikian bibit-bibit baru dan masalah-masalah baru timbul, kekuatan-kekuatan perubahan sosial yang bersifat dialektis ini akan bergerak dan memungkinkan terjadinya reorganisasi struktural.


Ket. klik warna biru untuk link

Download di Sini

Sumber.
Poloma, Margaret. M. 2007. Sosiologi Kontemporer. Jakarta. PT. Raja GrafindoPerkasa


Baca Juga
1. Peter M. Blau. Biografi
2. Peter M. Blau. Strukturalisme Pertukaran
3. Peter M. Blau. Pertukaran dan Kekuasaan dalam Kehidupan Sosial
4. Peter M. Blau. Keabsahan Kekuasaan dalam Kelompok  
5. Peter M. Blau. Diferensiasi Kekuasaan
Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment for "Peter M. Blau. Kekuatan-Kekuatan Dialektis Perubahan Sosial"