Objek Studi Sosiologi, Definisi dan Komponen Dasar Masyarakat

Definisi dan Komponen Dasar Masyarakat
Masyarakat
Sebagaimana halnya dengan ilmu-ilmu sosial lainnya, objek sosiologi adalah masyarakat yang dilihat dari hubungan antarmanusia dan proses yang timbul dari hubungan manusia di dalam masyarakat. Agak sukar untuk memberikan batasan tentang masyarakat karena istilah masyarakat terlalu banyak mencakup berbagai faktor sehingga kalaupun diberikan suatu definisi yang berusaha mencakup keseluruhannya, masih ada juga yang tidak memenuhi unsur-unsurnya.

Beberapa orang sarjana telah mencoba untuk memberikan definisi masyarakat (society) sebagai berikut:
Maclver dan Page, mengatakan masyarakat adalah suatu sistem dari kebiasaan dan tata cara dari wewenang dan kerja sama antara berbagai kelompok, berbagai golongan dan pengawasan tingkah laku serta kebebasan-kebebasan individu (manusia). Keseluruhan yang selalu berubah inilah yang dinamakan dengan masyarakat. Masyarakat merupakan jalinan hubungan sosial dan masyarakat selalu berubah.

Ralp Linton, mengemukakan bahwa masyarakat adalah setiap kelompok manusia yang telah hidup dan bekerja sama cukup lama sehingga mereka dapat mengatur diri mereka dan menganggap diri mereka sebagai suatu kesatuan sosial degan batas-batas yang telah dirumuskan dengan jelas.

Selo Soemardjan, masyarakat adalah orang-orang yang hidup bersama dan menghasilkan kebudayaan.

Emile Durkheim, masyarakat adalah suatu kenyataan objektif dari individu-individu yang merupakan anggotanya.

Karl Marx, masyarakat adalah suatu struktur yang mengalami ketegangan organisasi maupun perkembangan karena adanya pertentangan antara kelompok-kelompok yang terpecah secara ekonomi.

M. J. Herkovits, masyarakat adalah kelompok individu yang diorganisasikan dan mengikuti suatu cara hidup tertentu.

J. L. Gillin dan J. P. Gillin, masyarakat adalah kelompok yang tersebar dengan perasaan persatuan yang sama.

Max Weber, masyarakat adalah suatu struktur atau aksi yang pada pokoknya ditentukan oleh harapan dan nilai-nila yang dominan pada warganya.

Paul B. Horton, masyarakat adalah sekumpulan manusia yang relatif mandiri dengan hidup bersama dalam jangka waktu cukup lama, mendiami suatu wilayah tertentu dengan memiliki kebudayaan yang sama, dan sebagian besar kegiatan dalam kelompok itu.

Marion Levy, terdapat empat kriteria yang perlu dipenuhi agar suatu kelompok dapat disebut masyarakat sebagai berikut:
a) Kemampuan bertahan yang melebihi masa hidup seorang anggotanya
b) Perekrutan seluruh atau sebagian anggotanya melalui reproduksi atau kelahiran
c) Adanya sistem tindakan utama yang bersifat swasembada
d) Kesetiaan terhadap suatu sistem tindakan utama secara bersama-sama

Talcott Parsons menambahkan kriteria kelima dari pendapat Marion Levy yaitu melakukan sosialisasi terhadap generasi berikutnya.

Adam Smith, menulis bahwa sebuah masyarakat dapat terdiri dari berbagai jenis manusia yang berbeda, yang memiliki fungsi yang berbeda (as among different merchants), yang terbentuk dan dilihat hanya dari segi fungsi bukan dari rasa suka maupun cinta dan sejenisnya, dan hanya rasa untuk saling menjaga agar tidak saling menyakiti may subsist among different men, as among different merchants, from a sense of its utility without any mutual love or affection, if only they refrain from doing injury to each other.

S.R. Steinmentz, masyarakat didefinisikan sebagai kelompok manusia yang terbesar meliputi pengelompokan-pengelompokan manusia yang lebih kecil yang mempunyai perhubungan erat dan teratur.

Wilkinson, mendefinisikan masyarakat sebagai kelompok manusia yang hidup bersama dalam ekologi setempat dengan batasan wilayah yang bias. 

Thomas Hobbes, bahwa masyarakat (komunitas) adalah proses alamiah di mana orang-orang yang hidup bersama untuk memaksimalkan kepentingan mereka, Hobbes mengemukakan bahwa kepentingan diri pribadi dapat didapati dalam kelompok.

An-Nabhani, bahwa masyarakat adalah sekelompok individu seperti manusia yang memiliki pemikiran perasaan, serta sistem/aturan yang sama, dan terjadi interaksi antara sesama karena kesamaan tersebut untuk kebaikan masyarakat itu sendiri dan warga masyarakat.

Soerjono Soekanto, masyarakat pada umumnya mencakup beberapa unsur berikut ini:
a) Masyarakat merupakan manusia yang hidup bersama. Di dalam ilmu sosial tak ada ukuran mutlak ataupun angka pasti untuk menentukan berapa jumlah manusia yang harus ada. Akan tetapi, secara teoretis angka minimalnya adalah dua orang yang hidup bersama.
b) Bercampur dalam jangka waktu yang cukup lama. Kumpulan dari manusia tidaklah sama dengan kumpulan benda-benda mati seperti umpamanya kursi, meja, dan sebagainya. Karena dengan berkumpulnya manusia, maka akan timbul manusia-manusia baru. Manusia itu juga dapat bercakap-cakap, merasa dan mengerti; mereka juga mempunyai keinginan-keinginan untuk menyampaikan kesan-kesan atau perasaan-perasaannya. Sebagai akibat hidup bersama itu, timbullah sistem komunikasi dan timbullah peraturan-peraturan yang mengatur hubungan antarmanusia dalam kelompok tersebut.
c) Mereka sadar bahwa mereka merupakan satu kesatuan
d) Mereka merupakan suatu sistem hidup bersama. Sistem kehidupan bersama menimbulkan kebudayaan karena setiap anggota kelompok merasa dirinya terikat satu sama lain.

Manusia senantiasa mempunyai naluri yang kuat untuk hidup bersama dengan sesamanya. Apabila dibandingkan dengan makhluk hidup lain seperti hewan, misalnya, manusia tidak akan mungkin hidup sendiri. Manusia tanpa manusia lainnya pasti akan mati; manusia yang dikurung sendirian di suatu ruangan tertutup, pasti akan mengalami gangguan pada perkembangan pribadinya sehingga lama kelamaan dia akan mati.

Semenjak dilahirkan manusia sudah mempunyai naluri untuk hidup berkawan sehingga dia disebut social animal. Sebagai social animal manusia mempunyai naluri yang disebut gregariousness. Pada hubungan antara manusia dengan sesamanya, agaknya yang penting adalah reaksi yang timbul sebagai akibat adanya hubungan tadi. Reaksi-reaksi itu mengakibatkan bertambah luasnya sikap tindak seseorang. Dalam memberikan reaksi tersebut ada kecenderungan-kecenderungan bahwa untuk memberikan reaksi, manusia cenderung menyerasikannya dengan sikap pihak-pihak lain.

Hal tersebut disebabkan karena pada dasarnya manusia mempunyai dua hasrat yang kuat dalam dirinya, yakni:
a. Keinginan untuk menjadi satu dengan sesamanya atau manusia lain di sekelilingnya.
b. Keinginan untuk menjadi satu dengan lingkungan alam sekelilingnya.

Untuk dapat menghadapi dan menyesuaikan diri dengan kedua lingkungan tersebut, yakni lingkungan sosial dan lingkungan alam, manusia mempergunakan pikiran, perasaan dan kehendaknya. Selain itu, dalam menyerasikan diri dengan lingkungan-lingkungan tersebut manusia senantiasa hidup dengan sesamanya untuk menyempurnakan dan memperluas sikap tindaknya agar tercapai kedamaian dengan lingkungannya.

Dengan demikian, suatu masyarakat sebenarnya merupakan sistem adaptif, karena masyarakat merupakan wadah untuk memenuhi berbagai kepentingan dan tentu juga untuk dapat bertahan. Namun, di samping itu, masyarakat sendiri mempunyai berbagai kebutuhan yang harus dipenuhi agar masyarakat itu dapat hidup terus.

Dengan demikian, setiap masyarakat mempunyai komponen-komponen dasarnya, yakni sebagai berikut:
a. Populasi
b. Kebudayaan
c. Hasil-hasil kebudayaan materiil
d. Organisasi sosial
e. Lembaga-lembaga sosial dan sistemnya

Dengan demikian, dapatlah dikatakan bahwa masyarakat senantiasa merupakan suatu sistem, karena mencakup berbagai komponen dasar yang saling berkaitan secara fungsional.

Rakyat merupakan keseluruhan penduduk suatu daerah tanpa melihat pada cara bergaulnya atau cara hidupnya. Hal yang penting di sini adalah faktor kehendak umum yang diekspresikan oleh seluruh penduduk setempat. Apabila dilihat dari sudut ilmu politik, istilah rakyat dipakai untuk membedakan rakyat dengan pemerintahannya; pemerintah yang menguasai, rakyat yang diperintah. Jadi istilah rakyat menunjuk pada:
a. Sejumlah besar penduduk;
b. Yang mempunyai kehendak umum bersama;
c. Dihadapkan pada pemerintah yang mengatur dan memerintah kehendak tadi.

Untuk jelasnya, maka lebih dikenal istilah Dewan Perwakilan Rakyat daripada Dewan Perwakilan Masyarakat, karena dewan tersebut ditunjuk untuk kepentingan dan kehendak umum dari penduduk. Sebaliknya, selalu dipergunakan istilah pembangunan masyarakat dan bukan pembangunan rakyat, karena pembangunan tersebut merupakan hal yang penting untuk kemajuan seluruh anggota masyarakat.

Dalam istilah bangsa, maka yang penting adalah soal nasib bersama dari orang-orang yang hidup di suatu daerah yang menyerahkan soal nasib bersama kepada negara, yang mempunyai wewenang mutlak untuk menjamin nasib bersama dari orang banyak tadi. Istilah bangsa yang dipakai dalam politik internasional lebih banyak merupakan tanda (attribute) daripada negara. Isi suatu negara adalah bangsa.


Ket. klik warna biru untuk link

Download di Sini 

Baca Juga
1. Unsur-unsur masyarakat
2. Masyarakat sebagai sebuah sistem sosial

3. Sistem sosial
4. Konsep masyarakat (society)
 
5. Konsep-Konsep Sosiologis sebagai Alat Analisa
6. Manfaat Penelitian Sosiologis Bagi Pembangunan
7. Metode-Metode dalam Sosiologi
8. Perkembangan Sosiologi di Indonesia
9. Pokok Bahasan Sosiologi
10. Tokoh-Tokoh yang Mempengaruhi Perkembangan Ilmu Sosiologi 

Materi Sosiologi yang Berkaitan
1. Materi Sosiologi Kelas X. Bab 1. Sosiologi sebagai Ilmu tentang Masyarakat (KTSP)
2. Materi Sosiologi Kelas X. Bab 1. Fungsi dan Peran Sosiologi (Kurikulum 2013)
3. Materi Sosiologi Kelas X Bab 1.1 Fungsi Sosiologi untuk Mengenali Gejala Sosial di Masyarakat (Kurikulum Revisi 2016)
4. Materi Sosiologi Kelas X Bab 1.2 Fungsi Sosiologi untuk Mengenali Gejala Sosial di Masyarakat (Kurikulum Revisi 2016)
5. Materi Ujian Nasional Kompetensi Teori dan Pengetahuan Sosiologi
Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment for "Objek Studi Sosiologi, Definisi dan Komponen Dasar Masyarakat"