Konsep Masyarakat (Society)

Konsep Masyarakat atau Society
Masyarakat atau Society
Istilah masyarakat (society) jarang dirumuskan dalam batasan yang tegas oleh para sosiolog. Artinya, tidak diberikan ciri-ciri atau ruang lingkup tertentu yang dapat dijadikan pegangan, untuk mengadakan suatu analisa secara ilmiah. Kadang-kadang istilah masyarakat mencakup masyarakat sederhana yang buta huruf, sampai pada masyarakat-masyarakat industrial modern yang merupakan suatu negara. Tidak jarang pula, bahwa istilah masyarakat dipergunakan untuk menggambarkan kelompok manusia yang besar, sampai pada kelompok-kelompok kecil yang terorganisasikan.

Para ahli antropologi sosial biasanya mengartikan masyarakat sebagai wadah dari orang-orang yang buta huruf, mengadakan reproduksi sendiri, mempunyai adat istiadat, mempertahankan ketertiban dengan menerapkan sanksi-sanksi sebagai sarana pengendalian sosial, dan yang mempunyai wilayah tempat tinggal yang khusus. Lama kelamaan wadah yang semula disebut sebagai masyarakat, dinamakan sistem sosial. Istilah masyarakat lebih banyak dipergunakan sebagai sinonim dari negara atau bahkan peradaban (civilization).

Di dalam sejarah perkembangan sosiologi sebagai suatu ilmu pengetahuan, para sosiolog senantiasa berusaha mengadakan klasifikasi terhadap masyarakat-masyarakat yang ada. Para sosiolog dari abad ke 19 cenderung mengadakan klasifikasi yang tajam antara masyarakat sederhana yang dibedakan dengan masyarakat modern yang kompleks. Pembedaan tersebut adalah sejalan dengan pembedaan antara masyarakat buta huruf dengan masyarakat yang sudah mengenal tulisan. Durkheim membedakan antara masyarakat dengan struktur segmental dengan yang mempunyai struktur organic. Pertama adalah masyarakat yang terdiri dari bagian-bagian yang hampir-hampir merupakan replika dari masing-masing. Yang kedua merupakan masyarakat yang mempunyai diferensiasi yang kompleks, di mana terjadi hubungan organis antara bagian-bagian dari masyarakat tersebut.

Selanjutnya diadakan pula pembedaan antara masyarakat terbuka dengan masyarakat tertutup. Pembedaan tersebut timbul sejalan dengan munculnya demokrasi totaliter, di mana pemerintah di dukung oleh pendapat massa. Pemerintah mengendalikan masyarakat melalui pengawasan informasi dan indoktrinasi melalui media komunikasi massa, lembaga pendidikan serta penggunaan metode plebisit dan pemilihan yang terkendalikan. Jadi, suatu masyarakat tertutup merupakan tipe masyarakat totaliter dan juga masyarakat-masyarakat tradisional yang menutup diri terhadap perubahan-perubahan. Masyarakat terbuka memberikan kemungkinan luas atau terjadinya perubahan-perubahan secara kelembagaan.

Istilah masyarakat kadang-kadang dipergunakan dalam artian gesellschaft atau sebagai asosiasi manusia yang ingin mencapai tujuan-tujuan tertentu yang terbatas sifatnya, sehingga direncanakan pembentukan organisasi-organisasi tertentu. Dalam hal ini, maka masyarakat adalah kelompok manusia yang sengaja dibentuk secara rasional untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan tertentu pula.

Suatu totalitas dari orang-orang yang saling tergantung dan yang mengembangkan kebudayaan tersendiri juga disebut masyarakat. Walaupun penggunaan istilah masyarakat sangat samar-samar dan umum, akan tetapi hal itu dapat dianggap sebagai indikasi dari hakikat manusia yang senantiasa ingin hidup bersama dengan orang-orang lain. Biasa bagaimanapun juga, penggunaan istilah masyarakat tak akan mungkin dilepaskan dari nilai-nilai, norma-norma, tradisi, kepentingan-kepentingan, dan lain sebagainya. Oleh karena itu, maka pengertian masyarakat tak mungkin dipisahkan dari kebudayaan dan kepribadian.

Kadang-kadang dipergunakan juga istilah sistem kemasyarakatan (societal system), yang berasal dari A.G Keller. Dalam hal ini, maka Keller ingin memberikan tekanan pada ciri-ciri organisasi dari kehidupan sosial. Kecuali dari itu, maka istilah tersebut biasanya dikaitkan dengan aspek-aspek kelembagaan masyarakat modern, seperti umpamanya, pemerintah, hukum, struktur kelas sosial, dan seterusnya.

Sebenarnya suatu masyarakat, merupakan suatu bentuk kehidupan bersama manusia, yang mempunyai ciri-ciri pokok, sebagai berikut:
1. Manusia yang hidup bersama secara teoretis, maka jumlah manusia yang hidup bersama ada dua orang. Di dalam ilmu-ilmu sosial, khususnya sosiologi, tidak ada suatu ukuran yang mutlak ataupun angka yang pasti untuk menentukan berapa jumlah manusia yang harus ada.
2. Bergaul selama jangka waktu yang cukup lama
3. Adanya kesadaran, bahwa setiap manusia merupakan bagian dari suatu kesatuan
4. Adanya nilai-nilai dan norma-norma yang menjadi patokan bagi perilaku yang dianggap pantas
5. Menghasilkan kebudayaan dan mengembangkan kebudayaan tersebut.


Ket. klik warna biru untuk link

Download di Sini

Materi Sosiologi SMA
1. Materi Sosiologi Kelas X. Bab 1. Sosiologi sebagai Ilmu tentang Masyarakat (KTSP)
2. Materi Sosiologi Kelas X. Bab 1. Fungsi dan Peran Sosiologi (Kurikulum 2013)
3. Materi Sosiologi Kelas X Bab 1.1 Fungsi Sosiologi untuk Mengenali Gejala Sosial di Masyarakat (Kurikulum Revisi 2016)
4. Materi Sosiologi Kelas X Bab 1.2 Fungsi Sosiologi untuk Mengenali Gejala Sosial di Masyarakat (Kurikulum Revisi 2016)
5. Materi Ujian Nasional Kompetensi Teori dan Pengetahuan Sosiologi
Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment for "Konsep Masyarakat (Society)"