Konsep-Konsep Sosiologis sebagai Alat Analisa

Konsep-Konsep Sosiologis sebagai Alat Analisa
Konsep Sosiologis
1. Organisasi sosial, sistem sosial, struktur sosial dan tertib sosial
Di dalam sosiologi dikenal konsepsi organisasi sosial (social organization), yang mencakup pola-pola hubungan antarindividu dan kelompok-kelompok, yang timbul dalam proses interaksi sosial. Sering kali organisasi sosial disebut juga social fabric untuk menunjukkan betapa eratnya hubungan antara unsur-unsurnya. Artinya, kepincangan pada salah satu unsurnya, dapat mengakibatkan goyahnya seluruh organisasi sosial. Istilah organisasi sosial cenderung untuk menekankan pada cita-cita adanya keserasian, walaupun dalam kenyataan mungkin ada disharmoni dan konflik.

Tidak jarang para sosiolog mempergunakan konsep sistem sosial (social system) yang menunjuk pada adanya interdependensi antara unsur-unsur sistem tersebut. Asumsi dasarnya adalah bahwa antara unsur-unsur suatu sistem yang terwujud dalam gejala-gejala sosial, ada suatu hubungan fungsional. Unsur-unsur atau gejala-gejala sosial itu pun di telaah sebagai bagian dari suatu sistem. Struktur sosial merupakan aspek statis dari sistem sosial, sedangkan aspek dinamisnya adalah proses sosial yang berintikan interaksi sosial.

Apabila suatu masyarakat untuk jangka waktu tertentu mempunyai karakteristik atau ciri-ciri yang khas, maka gejala tersebut diidentifikasikan sebagai suatu tertib sosial (social order). Tertib sosial tersebut sebetulnya merupakan suatu sistem sosial yang komprehensif.

Lazimnya untuk mempermudah analisa secara sosiologis terhadap masyarakat, dipergunakan pola-pola organisasi sosial atau sistem sosial tertentu. Pola-pola tersebut dibedakan ke dalam tiga kategori atas dasar derajat tertentu, yang mencakup kategori hubungan interpersonal, kelompok dan tertib sosial, yang masing-masing terdiri dari unsur-unsur tertentu.

Kategori interpersonal terdiri dari unsur-unsur pola interaksi dan peranan yang merupakan bagian dari tertib mikro. Kelompok-kelompok utama (primary groups), dan hubungan interpersonal dalam kelompok atau lembaga, merupakan unsur-unsur dari kategori kelompok yang termasuk tertib mikro. Hubungan antarkelompok juga merupakan unsur kategori kelompok, akan tetapi merupakan bagian dari tertib makro. Bagian dari tertib makro yang mencakup pola-pola komprehensif organisasi sosial, masyarakat-masyarakat setempat (communities) dan masyarakat-masyarakat (societies), merupakan unsur-unsur dari tertib sosial.

Dengan menganalisa kategori interpersonal, maka akan diperoleh faktor-faktor yang mempengaruhinya, serta yang akan mempengaruhi kehidupan kelompok. Pengetahuan tentang pola-pola pada kategori kelompok, akan dapat memberikan petunjuk tentang faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kehidupan masyarakat setempat dan masyarakat. Pengetahuan tentang kategori tertib sosial akan dapat mengungkapkan ciri-ciri utama dari masyarakat-masyarakat tertentu dalam jangka waktu tertentu.

Di dalam menganalisa organisasi sosial, sistem sosial, struktur sosial maupun tertib sosial, seorang sosiolog dapat bertitik tolak pada bermacam-macam teori. Teori-teori tersebut mungkin berpangkal pada segi struktural dan atau segi mentalitas. Untuk kepentingan pembahasan kali ini, kedua segi tersebut akan dipakai sebagai titik tolak dengan pembatasan ruang lingkup pada unsur-unsur baku stratifikasi sosial dan nilai-nilai sosial.

2. Unsur-unsur baku stratifikasi sosial
Di dalam setiap masyarakat dikenal adanya status atau kedudukan dan role atau peranan, yang masing-masing merupakan unsur-unsur baku dari stratifikasi sosial yang merupakan salah satu unsur dari struktur sosial. Suatu status atau kedudukan, merupakan suatu posisi dalam sistem sosial; dengan demikian, maka status senantiasa menunjuk pada tempat-tempat secara vertikal. Peranan adalah pola perikelakuan yang dikaitkan dengan status atau kedudukan. Misalnya, Kepala Biro merupakan suatu status sedangkan fungsi Kepala Biro adalah peranan; ini merupakan gambaran secara sederhana yang di dalam kenyataannya merupakan gejala yang rumit. Hal ini disebabkan, oleh karena di dalam setiap interaksi sosial, status dan peranan individu maupun kelompok senantiasa muncul dalam berbagai bentuk perikelakuan.

Manusia di dalam kehidupan sehari-hari mempunyai berbagai status. Akan tetapi bagi seorang sosiolog yang penting adalah status-status manusia yang bersifat ajeg (regelmatig), sehingga menimbulkan harapan-harapan dan kepercayaan-kepercayaan tertentu. Status-status yang ajeg merupakan salah satu faktor penting untuk menjaga stabilitas pada masyarakat-masyarakat sederhana. Semakin berkembang struktur sosial dan kebudayaan masyarakat, semakin berkurang peranan daripada status tersebut.

Di dalam kehidupan sehari-hari, manusia juga mempunyai berbagai peranan, yang tidak jarang saling bertentangan. Unsur-unsur pokok dari suatu peranan adalah, sebagai berikut:
a. Peranan yang diharapkan dari masyarakat (ideal, expected, prescribed role)
b. Peranan sebagaimana dianggap oleh masing-masing individu (perceived role)
c. Peranan yang dijalankan di dalam masyarakat (performed, actual role)

Tidak mustahil bahwa unsur-unsur peranan tersebut di atas di dalam kenyataannya, masing-masing berproses pada jalur yang bertentangan.

3. Sistem nilai-nilai
Nilai adalah suatu konsepsi abstrak dalam diri manusia, mengenai apa yang baik dan apa yang dianggapnya buruk. Yang baik akan dianutnya, sedangkan yang buruk akan dihindarinya. Sistem nilai-nilai akan timbul atas dasar pengalaman-pengalaman manusia, di dalam berinteraksi yang kemudian membentuk nilai-nilai positif dan nilai-nilai negatif. Sistem nilai-nilai sangat penting bagi pergaulan hidup, oleh karena:
a. Nilai merupakan abstraksi dari pengalaman-pengalaman pribadi seseorang
b. Nilai-nilai tersebut senantiasa diisi dan bersifat dinamis
c. Nilai-nilai merupakan kriteria untuk memilih tujuan hidup, yang terwujud dalam perikelakuan

Dalam kehidupan sehari-hari, manusia diatur oleh pasangan nilai-nilai, yang mungkin bertentangan satu dengan lainnya, sehingga memerlukan penyerasian. Tekanan pada salah satu pasangan nilai-nilai tersebut, biasanya akan mengakibatkan terjadinya kegoncangan atau ketimpangan dalam kehidupan sehari-hari tersebut. Contoh dari pasangan nilai-nilai tersebut, adalah misalnya:
a. Ketertiban—ketenteraman
b. Kepastian—kesebandingan
c. Kepentingan umum—kepentingan pribadi
d. Prinsip kebutuhan—prinsip kenikmatan
e. Pembaharuan—konservatisme
f. Perubahan-keajegan
g. Kebendaan (materialisme)—keakhlakan (spiritualisme)

Ketimpangan dalam hidup manusia akan terjadi, apabila tekanan hanya diletakkan pada satu nilai, misalnya apabila orang lebih mementingkan nilai kebendaan dan melupakan nilai keakhlakan, maka dapat dibayangkan bagaimana pola perikelakuan yang bersangkutan. Demikian pula dapat terjadi, apabila yang lebih dipentingkan adalah nilai keakhlakan dengan melupakan nilai kebendaan.


Ket. klik warna biru untuk link

Download di Sini

Materi Sosiologi SMA
1. Materi Sosiologi Kelas X. Bab 1. Sosiologi sebagai Ilmu tentang Masyarakat (KTSP)
2. Materi Sosiologi Kelas X. Bab 1. Fungsi dan Peran Sosiologi (Kurikulum 2013)
3. Materi Sosiologi Kelas X Bab 1.1 Fungsi Sosiologi untuk Mengenali Gejala Sosial di Masyarakat (Kurikulum Revisi 2016)
4. Materi Sosiologi Kelas X Bab 1.2 Fungsi Sosiologi untuk Mengenali Gejala Sosial di Masyarakat (Kurikulum Revisi 2016)
5. Materi Ujian Nasional Kompetensi Teori dan Pengetahuan Sosiologi 
Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment for "Konsep-Konsep Sosiologis sebagai Alat Analisa"