Kamus Sosiologi, Abjad F

Fa-
Face to face: Berhadapan langsung.

Fakta: Keadaan, peristiwa yang merupakan kenyataan suatu yang benar-benar ada atau terjadi.

Fakta sosial: Suatu kejadian yang di dalamnya terdapat pelaku, waktu, tempat, dan peristiwa.

Fanatisme: Suatu sikap yang mencintai atau menyukai suatu hal secara berlebihan. Penganut paham ini tidak mempedulikan apa pun yang dipandang lebih baik daripada hal yang disenangi tersebut. Fanatisme yang berlebihan sangat berbahaya karena dapat berujung pada perpecahan atau konflik. Misalnya, fanatisme terhadap suatu ideologi atau artis idola tertentu atau lainnya.

Fashion: Lihat norma mode.

Fasilitas: Semua bentuk cara, jalan, metode, dan benda-benda yang digunakan manusia untuk menciptakan tujuan sistem sosial. Dengan demikian fasilitas sama dengan sumber daya material atau kebendaan maupun sumber daya immaterial yang berupa ide atau gagasan.

Fasilitator: Orang yang berperan untuk membantu masyarakat dan orang-orang atau kelompok-kelompok dalam masyarakat agar mampu menangani tekanan situasional atau transisional.

Fasis: Kegiatan ekonomi di mana sistemnya didominasi oleh pemimpin atau pemerintah. Sistem ekonomi tipe ini sering dikenal sebagai sistem ekonomi terpimpin. Dalam kegiatan ekonominya, rakyat tidak mempunyai kebebasan untuk menentukan arah kebijakan ekonomi, melainkan harus tunduk kepada kebijakan ekonomi pemerintah. Negara yang pernah mengembangkan sistem ini adalah Jepang, Jerman, dan Italia.

Fasisme: Gerakan radikal ideologi nasionalis otoliter politik. Fasis berusaha untuk mengatur bangsa menurut perspektif korporatis, nilai, dan sistem, termasuk sistem politik dan ekonomi. Mereka menganjurkan pembentukan partai tunggal negara totaliter yang berusaha memobilisasi massa suatu bangsa dan terciptanya “manusia baru” yang ideal untuk membentuk suatu elit pemerintahan melalui indoktrinasi, pendidikan fisik, dan eugenika kebijakan keluarga.

Fatalistik: Pandangan bahwa segala sesuatu sudah ditakdirkan dan manusia tidak dapat mengganggu gugat. Orang yang menganut paham ini percaya bahwa tidak banyak yang bisa mereka lakukan untuk mengubah situasi.

Fauna: Binatang-binatang di suatu daerah atau pada suatu waktu tertentu.

Fe-
Feedback: Umpan balik. Suatu proses di mana sebagian dari out put (keluaran) di-loloh-balik-kan ke bagian input (masukan). Hal ini sering dipakai untuk mengendalikan suatu sistem yang bersifat dinamis sehingga sistem tersebut dapat diatur untuk mencapai keadaan yang stabil yang diinginkan. Beberapa contohnya dapat dijumpai pada sistem kompleks yang dipakai di bidang teknik, instrumentasi, elektronika, termodinamika, biologi, arsitektur, maupun ekonomi, dan lain-lain.

Feminisme: Sebuah gerakan perempuan yang menuntut emansipasi atau kesamaan dan keadilan hak dengan pria (tokohnya disebut feminis).

Fenologi: Ilmu yang mempelajari pengaruh iklim atau lingkungan sekitar terhadap penampilan suatu organisme atau populasi. Aspek utama yang dipelajari adalah bagaimana alam berubah sejalan dengan perjalanan siklus waktu/musim. Ilmu ini dapat dianggap sebagai bagian dari ekologi dan biogeografi.

Fenomena: Hal-hal yang dapat disaksikan dengan panca indra dan dapat diterangkan serta dinilai secara ilmiah.

Fenomena sosial: Semua kejadian atau keadaan yang ada di dalam masyarakat.

Fenomenal: Luar biasa; diterima jelas oleh panca indra melalui pengalaman atau kejadian yang cepat.

Fenotipe: Suatu karakteristik (baik struktural, biokimia, fisiologis, dan perilaku) yang dapat diamati dari suatu organisme yang diatur oleh genotipe dan lingkungan serta interaksi keduanya.

Feodal: Berhubungan dengan susunan masyarakat yang dikuasai oleh kaum bangsawan.

Feodalisme: Struktur pendelegasian kekuasaan sosiopolitik yang dijalankan kalangan bangsawan/monarki untuk mengendalikan berbagai wilayah yang diklaimnya melalui kerja sama dengan pemimpin-pemimpin lokal sebagai mitra. Dalam pengertian yang asli, struktur ini disematkan oleh sejarawan pada sistem politik di Eropa pada Abad Pertengahan, yang menempatkan kalangan ksatria dan kelas bangsawan lainnya (vasal) sebagai penguasa kawasan atau hak tertentu (disebut fief atau dalam bahasa Latin feodum) yang ditunjuk oleh monarki (biasanya raja atau lord). Istilah feodalisme sendiri dipakai sejak abad ke-17 dan oleh pelakunya sendiri tidak pernah dipakai. Semenjak tahun 1960-an, para sejarawan memperluas penggunaan istilah ini dengan memasukkan pula aspek kehidupan sosial para pekerja lahan di lahan yang dikuasai oleh tuan tanah, sehingga muncul istilah “masyarakat feodal”. Karena penggunaan istilah feodalisme semakin lama semakin berkonotasi negatif, oleh para pengkritiknya istilah ini dianggap tidak membantu memperjelas keadaan dan dianjurkan untuk tidak dipakai tanpa kualifikasi yang jelas.

Fetisisme: Bentuk religi yang didasarkan pada kepercayaan akan adanya jiwa atau roh dalam benda-benda tertentu. Penganut kepercayaan ini melakukan aktivitas religius berupa pemujaan terhadap benda-benda tersebut.

Fi-
Filantropi: (dari bahasa Yunani, philein, “cinta” dan anthropos, “manusia”) Tindakan seseorang yang mencintai sesama (manusia) sehingga menyumbangkan waktu, uang, dan tenaganya untuk menolong orang lain. Istilah ini umumnya diberikan pada orang-orang yang memberikan dana untuk amal. Seorang ini biasanya seorang kaya raya yang sering menyumbang kaum miskin. Seorang filantropis sering kali tidak mendapatkan dukungan menyeluruh terhadap tindakannya. Tuduhan yang sering diterima adalah mengenai masalah tujuan amal (seperti mendanai seni bukannya memerangi kelaparan dunia), atau memiliki tujuan terselubung (seperti penghindaran pajak dengan efek samping popularitas personal).

Filogenetik: Kajian mengenai hubungan di antara kelompok-kelompok organisme yang dikaitkan dengan proses evolusi yang dianggap mendasarinya. Istilah “filogeni” dipinjam dari bahasa Belanda, fylogenie, yang berasal dari gabungan kata bahasa Yunani kuno yang berarti “asal-usul suku, ras”.

Filum: Golongan besar bahasa. Kelompok bahasa atau rumpun bahasa yang berpisah sekitar 50 sampai 100 abad lampau.

Fl-
Flora: Tumbuh-tumbuhan pada suatu daerah atau waktu tertentu.

Flying shuttle: Mesin tenun temuan John Key pada tahun 1733 yang digerakkan oleh tenaga manusia dan dapat menghasilkan tenunan yang lebih halus dan lebih cepat, sehingga diperlukan pemintal benang yang lebih banyak untuk mengimbangi kecepatan kerja mesin tersebut.

Fo-
Folklor bukan lisan: Folklor yang bentuknya bukan lisan meskipun cara pembuatannya diajarkan secara lisan. Kategori ini dapat dibagi menjadi dua, yakni benda dan bukan benda. Bentuk-bentuk folklor yang tergolong benda antara lain: arsitektur rakyat (bentuk rumah asli daerah, atau bentuk lumbung padi), kerajinan tangan rakyat, pakaian dan perhiasan tubuh adat, makanan dan minuman rakyat, dan obat-obatan tradisional. Adapun yang termasuk bukan benda, antara lain gerak isyarat tradisional, bunyi isyarat untuk komunikasi rakyat (kentongan tanda bahaya di Jawa), dan musik rakyat.

Folklor setengah lisan: Folklor yang penyebarannya dilakukan bukan saja secara lisan, melainkan juga disertai contoh melalui perbuatan. Tari rakyat termasuk golongan ini karena untuk mengajarkan tari itu selain disampaikan secara lisan harus dilakukan pula contoh gerak. Dalam golongan ini termasuk juga kepercayaan rakyat, permainan rakyat, dan teater rakyat.

Folklore lisan: Adat istiadat tradisional dan cerita rakyat yang diwariskan secara turun-temurun tetapi tidak dibukukan.

Folksways (kebiasaan): Perbuatan yang diulang dalam bentuk sama karena banyak orang yang menyukai perbuatan tersebut.

Fonetik: Studi bunyi bahasa yang berkenaan dengan peristiwa bahasa, murni studi fenomenalistik terhadap bahasa tanpa mempertimbangkan fungsi.

Foonote: Catatan kaki. Daftar keterangan khusus yang ditulis di bagian bawah setiap lembaran atau akhir bab karangan ilmiah. Catatan kaki biasa digunakan untuk memberikan keterangan dan komentar, menjelaskan sumber kutipan atau sebagai pedoman penyusunan daftar bacaan/bibliografi.

Formal: Bersifat resmi.

Formula: Metode atau prosedur untuk meraih sesuatu.

Fosil: Sisa-sisa atau bekas-bekas makhluk hidup yang menjadi batu atau mineral. Untuk menjadi fosil, sisa-sisa hewan atau tanaman ini harus segera tertutup sedimen. Oleh para pakar dibedakan beberapa macam fosil. Ada fosil batu biasa, fosil yang terbentuk dalam batu ambar, fosil ter, seperti yang terbentuk di sumur ter La Brea di California. Hewan atau tumbuhan yang dikira sudah punah tetapi ternyata masih ada disebut fosil hidup. Fosil yang paling umum adalah kerangka yang tersisa seperti cangkang, gigi, dan tulang. Fosil jaringan lunak sangat jarang ditemukan. Ilmu yang mempelajari fosil adalah paleontologi, yang juga merupakan cabang ilmu yang direngkuh arkeologi.

Fr-
Fragmentasi: Bagian-bagian atau pecahan-pecahan (bukan suatu keutuhan).

Frame of logic: Kegiatan berpikir menurut pola, alur dengan kerangka tertentu.

Fratri: Kelompok-kelompok kekerabatan patrilineal maupun matrilineal yang sifatnya lokal, dan merupakan gabungan dari kelompok-kelompok klan setempat. Penggabungan ini tidak selalu merata dan menyangkut seluruh klan besar, namun fratri sifatnya lebih lokal sehingga fungsi-fungsinya lebih konkret.

Fraundulens: Bentuk pengendalian sosial yang umumnya terdapat pada anak kecil. Misalnya, jika dua orang anak kecil bertengkar, maka akan saling mengancam bahwa ia mempunyai kakak yang dapat mengalahkan lawan bertengkarnya. Inilah yang di dalam masyarakat disebut sebagai beking. Sebenarnya orang dewasa pun sering juga melakukan hal ini, dengan harapan lawan tidak berani menghadapinya.

Frekuensi: Kekerapan jumlah pemakaian suatu data atau unsur.

Friksi: Gesekan, perselisihan.

Frozen: Lihat bahasa frozen.

Frustasi: Perasaan yang terjadi ketika keinginan seseorang ada di luar keadaan yang sebenarnya, ketika keinginan tidak tercapai.

Fu-
Fumeripits: Dewa dalam mitologi suku Asmat di Papua.

Fundamental: Menjadi fondasi atau inti; hal yang paling penting.

Fungsi afeksi: Fungsi keluarga di mana keluarga memenuhi kebutuhan kasih sayang di antara anggotanya. Manusia senantiasa membutuhkan rasa kasih sayang atau rasa dicintai (afeksi). Di dalam keluargalah untuk pertama kalinya seorang anak mendapatkan rasa kasih sayang. Ia merasa memiliki seorang ibu yang sayang kepadanya yang dengan penuh perhatian mengasuh, memberi apa yang diminta, dan dengan ketulusan memberikan apa yang terbaik untuknya. Dapat dikatakan bahwa keluarga yang ideal adalah keluarga yang terjalin hubungan kasih sayang di antara anggota-anggotanya.

Fungsi edukatif: Lihat fungsi pendidikan (edukatif).

Fungsi eksploratif: Fungsi penelitian untuk menemukan sesuatu yang belum ada.

Fungsi kekuasaan eksekutif: Lihat kekuasaan eksekutif.

Fungsi kekuasaan legislatif: Lihat kekuasaan legislatif.

Fungsi kekuasaan yudikatif: Lihat kekuasaan yudikatif.

Fungsi laten: Tujuan lembaga yang tidak dikehendaki dan tidak dapat diramalkan. Misalnya fungsi lembaga pendidikan yang bertujuan untuk menanamkan pengetahuan dan keterampilan seperti masalah kehidupan remaja, pengendalian sosial, dan penyimpangan sosial.

Fungsi manifest: Tujuan lembaga yang diakui atau dikehendaki. Misalnya, fungsi lembaga pendidikan yang mempersiapkan anggota masyarakat untuk mencari nafkah, mengembangkan profesi seseorang, serta menanamkan keterampilan di masyarakat.

Fungsi pendidikan (Edukatif): Fungsi keluarga di mana keluarga merupakan tempat pertama di mana individu mengenal dunia. Melalui keluargalah individu belajar mengenal, mengerti, dan memahami akan sesuatu hal. Mana yang baik dan buruk diajarkan dalam keluarga sehingga individu mengetahui nilai dan norma yang ada di masyarakat. Dalam hal ini yang berperan penting orang tua.

Fungsi pengawasan: Fungsi keluarga di mana keluarga sebagai pelaku pengawasan sosial. Apabila salah satu anggota keluarga didapati telah melakukan pelanggaran norma, maka keluarga wajib memberikan peringatan atau menyadarkan anggota keluarga akan kesalahannya dan berbalik pada jalan yang benar.

Fungsi proteksi (perlindungan): Fungsi keluarga di mana keluarga bertugas memberikan perlindungan pada setiap anggota keluarganya. Perlindungan tidak hanya berupa perlindungan fisik yang berupa rumah tinggal, pemenuhan kebutuhan, dan lain-lain, melainkan perlindungan secara mental yang berupa suasana nyaman, tenteram, dan kebahagiaan. Melalui keluarga seperti ini, dapat dipastikan terdapat penghiburan bagi anggota keluarga yang susah, dukungan bagi yang putus asa, dan lain-lain. Namun, fungsi ini dapat berlangsung jika suatu keluarga mampu menciptakan rasa aman dan nyaman yang dirasakan oleh seluruh anggota keluarga.

Fungsi religius: Fungsi keluarga di mana keluarga berkewajiban mendidik dan mengajak anak untuk diperkenalkan pada kehidupan beragama dengan melaksanakan ibadah sesuai aturan agama masing-masing. Untuk itu, keluarga wajib menciptakan iklim religius yang sejuk dalam melaksanakan fungsi religius.

Fungsi sosialisasi: Fungsi keluarga di mana keluarga melakukan sosialisasi nilai dan norma sosial pada anak. Sosialisasi adalah suatu proses di mana seseorang belajar mengenai nilai dan norma yang berlaku di lingkungannya. Dalam hal ini seseorang secara perlahan-lahan belajar hidup bersama dengan orang lain dalam suatu kelompok. Sehubungan dengan ini, di dalam keluarga anak diajak dan diberitahu bagaimana harus hidup bersama dengan orang lain serta bagaimana anak harus hadir dalam kehidupan yang lebih luas di kalangan masyarakat.

Fungsi verifikatif: Fungsi penelitian ilmiah untuk menguji kebenaran ilmu.

Fungsional: Teori yang mengutarakan perubahan sebagai sesuatu yang terjadi secara konstan dan tidak memerlukan penjelasan. Perubahan dianggap mengacaukan keseimbangan masyarakat. Proses pengacauan itu akan berhenti pada saat perubahan tersebut telah diintegrasikan ke dalam kebudayaan. Perubahan yang ternyata bermanfaat (fungsional) diterima masyarakat, dan perubahan lain yang terbukti tidak bermanfaat (disfungsional) ditolak masyarakat.

Fungsionalisme: Suatu kajian mengenai cara berlangsungnya saling hubungan antara bagian-bagian suatu kebudayaan.

Fungsionalisme struktural: Sudut pandang luas dalam sosiologi dan antropologi yang berupaya menafsirkan masyarakat sebagai sebuah struktur dengan bagian-bagian yang saling berhubungan. Fungsionalisme menafsirkan masyarakat secara keseluruhan dalam fungsi dari elemen-elemen konstituennya; terutama norma, adat, tradisi dan institusi.


Ket. klik warna biru untuk link

Download Kamus Sosiologi di Sini

Lihat Juga 
Kamus Sosiologi, Abjad A
Kamus Sosiologi, Abjad B
Kamus Sosiologi, Abjad C
Kamus Sosiologi, Abjad D
Kamus Sosiologi, Abjad E
Kamus Sosiologi, Abjad F
Kamus Sosiologi, Abjad G
Kamus Sosiologi, Abjad H
Kamus Sosiologi, Abjad I
Kamus Sosiologi, Abjad J
Kamus Sosiologi, Abjad K
Kamus Sosiologi, Abjad L
Kamus Sosiologi, Abjad M
Kamus Sosiologi, Abjad N
Kamus Sosiologi, Abjad O
Kamus Sosiologi, Abjad P
Kamus Sosiologi, Abjad Q
Kamus Sosiologi, Abjad R
Kamus Sosiologi, Abjad S
Kamus Sosiologi, Abjad T
Kamus Sosiologi, Abjad U
Kamus Sosiologi, Abjad V
Kamus Sosiologi, Abjad W
Kamus Sosiologi, Abjad X
Kamus Sosiologi, Abjad Y
Kamus Sosiologi, Abjad Z
Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment for "Kamus Sosiologi, Abjad F"