Kamus Sosiologi, Abjad A

Ab-
Abangan: Golongan muslim Jawa yang masih memegang kepercayaan asli Jawa dan sisa-sisa ajaran Hindu-Budha

Abatement: Pembatalan sebagian atau seluruh pungutan yang dilakukan oleh pemerintah. Pembatalan ini biasanya diterapkan pada pungutan pajak, perkiraan khusus, dan beban pelayanan.

Abdi dalem: Sebutan bagi para priyayi atau pegawai Keraton Mataram Islam selaku penghubung sentana dalem (kerabat raja) dengan kawula dalem (rakyat). Abdi dalem terdiri dari para pegawai birokrat pemerintahan, punggawa, prajurit, dan pekerja kasar.

Abstrak: Bagian karya tulis atau laporan penelitian yang berisi uraian singkat tentang permasalahan, teori, dan metode yang dipakai, dan temuan data. Abstrak dapat membantu pembaca mengetahui garis besar persoalan, metode, dan temuan data yang ada dalam laporan penelitian itu. Kegunaan praktis lainnya, abstrak itu dipakai untuk keperluan pemuatan abstrak untuk terbitan berkala tentang penelitian-penelitian.

Abstraksi: 1. Penyederhanaan dengan cara hanya mengkhususkan analisis pada sifat-sifat tertentu dan mengesampingkan sifat-sifat lain. Sifat-sifat tertentu yang dikesampingkan biasanya gejala-gejala yang nantinya tidak akan menjadi bagian dari objek yang diteliti. Aspek yang dikesampingkan itu mungkin saja dalam penelitian lain justru menjadi sasaran utama untuk diteliti. 2. Aliran seni lukis yang mengesampingkan unsur bentuk dari lukisan. Abstraksi berarti tindakan menghindari peniruan objek secara mentah. Unsur yang dianggap mampu memberikan sensasi keberadaan objek diperkuat untuk menggantikan unsur bentuk yang dikurangi porsinya.

Ac-
Accidental sampling (sampel kebetulan/insidental) : Cara pengambilan sampel yang dilakukan secara kebetulan dengan tidak menggunakan perencanaan. Peneliti semata-mata memilih siapa saja yang dapat diraih pada saat penelitian diadakan sebagai respondennya. Sebagai contoh, kita akan meneliti penggunaan waktu belajar siswa, responden yang kita ambil siapa saja siswa yang kita temui.

Achieved role: Peran dan status yang dicapai/diperjuangkan melalui pilihan, usaha, dan tenaga sendiri misalnya memperoleh gelar sarjana.

Achieved status: Kedudukan yang dicapai seseorang dengan usaha sendiri atau diperoleh karena suatu prestasi tertentu. Dengan kata lain, status ini diperoleh seseorang dengan usaha-usaha yang disengaja. Status ini tidak diperoleh atas dasar keturunan, akan tetapi tergantung pada kemampuan masing-masing dalam mengejar serta mencapai tujuan-tujuannya. Kedudukan ini misalnya setiap orang dapat menjadi hakim, dokter, jika memenuhi persyaratan-persyaratan tertentu seperti menempuh pendidikan kehakiman dan kedokteran.

Ad-
Adaptasi: Penyesuaian terhadap lingkungan, pekerjaan, pelajaran; proses perubahan serta akibatnya pada seorang individu dalam suatu kelompok sosial atau organisme sosial yang menyebabkan hal itu dapat hidup atau berfungsi lebih baik.

Adat: Kebiasaan-kebiasaan yang telah dilembagakan menjadi norma sosial bagi masyarakat penganutnya. Adat berasal dari dalam anggota masyarakat, yang mengikat anggota masyarakatnya serta dijunjung dan dipertahankan. Adat  menjadi pedoman bagi anggota masyarakatnya untuk bertingkah laku.

Adat istiadat (custom): Tata kelakuan yang kekal dan terintegrasi kuat dengan pola-pola perilaku masyarakat. Individu atau orang yang melanggar adat istiadat dapat memperoleh sanksi yang berat baik langsung maupun tidak langsung, misalnya dikucilkan dari masyarakat atau digunjingkan masyarakat.

Adat menetap: Adat menetap  sesudah menikah termasuk dalam sistem kekerabatan. Dalam analisis antropologi, Koentjaraningrat menyebutkan adanya tujuh macam adat menetap sesudah menikah, antara lain ultrolokal, virilokal, uxorilokal, bilokal, avunkulokal, natolokal, dan neolokal.

Ade’ akkalabinengneng (Bugis Makassar): Norma mengenai perkawinan, kaidah-kaidah keturunan, aturan-aturan mengenai hak dan kewajiban warga rumah tangga, etika dalam hal berumah tangga, dan sopan santun pergaulan antarkaum kerabat.

Ade’ tana (Bugis-Makassar): Norma mengenai pemerintahan, yang terwujud dalam bentuk hukum negara, hukum antarnegara, dan etika serta pembinaan insan politik. Pembinaan dan pengawasan ade’ dalam masyarakat Bugis-Makassar dilakukan oleh beberapa pejabat adat, seperti pakka-tenni ade’, pampawa ade’, dan parewa ade’.

Adi karya (masterpiece): Karya-karya besar dibidang seni dan budaya. Termasuk di dalamnya adalah karya dalam bidang sastra, musik, drama dan teater, film, seni lukis, seni pahat, seni tari, arsitektur dan karya seni lainnya. Masterpiece merupakan pilihan karya yang paling memperlihatkan kekuatan teknis atau filosofi yang digunakan seniman.

Adi kodrati: Kekuatan yang bersifat luar biasa atau supranatural.

Adiktif: Bersifat menimbulkan ketergantungan atau kecanduan.

Adisi: suatu bentuk penambahan unsur kebudayaan yang baru, namun masih menggunakan unsur kebudayaan yang lama karena dipandang masih memiliki nilai lebih. Contohnya, digunakannya mobil angkutan kota di Yogyakarta, namun masih tetap mempertahankan keberadaan delman.

Adjudikasi (adjudication): Penyelesaian perkara melalui pengadilan. Pengadilan merupakan lembaga hukum yang berfungsi menjalankan pengadilan terhadap berbagai perkara pidana maupun perdata. Salah satunya, konflik yang terjadi di masyarakat. Pada umumnya, cara seperti ini ditempuh sebagai alternatif terakhir dalam penyelesaian konflik. Sedapat mungkin mereka yang terlibat akan berusaha menanganinya dengan jalan kekeluargaan, atau meminta tolong pihak ketiga sebagai mediator. Apabila cara-cara seperti itu gagal, terpaksa perkara dilimpahkan ke pengadilan.

Adjusment: terciptanya suatu keadaan, di mana masyarakat dan lembaga-lembaga sosial mampu mengadakan penyesuaian-penyesuaian atas terjadinya berbagai perubahan-perubahan yang terjadi; kebalikan dari keadaan tersebut adalah terjadinya maladjustment (tidak tercapainya suatu penyesuaian-penyesuaian atas perubahan-perubahan yang terjadi).

Adopsi: Menerima unsur baru sebagai bagian dari sistem yang sudah ada. Proses adopsi dalam sosiologi diartikan sebagai sebuah proses mental yang dilalui oleh individu sejak pertama kali mendengar inovasi sampai akhirnya mengadopsi inovasi tersebut. Proses adopsi memiliki beberapa tahapan yang masing-masing berurutan dan memerlukan waktu yang bersifat relatif. Namun proses adopsi berbeda dengan proses penyebaran inovasi. Proses adopsi berada pada tingkatan individual sementara proses penyebaran berada pada tingkatan sistem sosial.

Adopter: Pengadopsian. Lihat adopsi.

Adoption stage: Tahapan di mana individu menggunakan ide baru secara terus-menerus dalam skala yang penuh. Tetapi model ini dikritik, karena model ini mengimplikasikan bahwa proses selalu diakhiri dengan keputusan mengadopsi sementara kenyataannya penolakan bisa juga terjadi.

Ae-
Aesthetic and recreational institutions: Pranata yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan manusia, menyatakan rasa keindahan dan rekreasi, seperti seni rupa, seni suara, dan olah raga.

Af-
Afdeling: Wilayah administratif pada masa pemerintahan kolonial Hindia Belanda yang diperintah oleh seorang asisten residen. Afdeling merupakan bagian dari sebuah wilayah Karesidenan. Sebuah Afdeling terdiri atas beberapa onderafdeling (setingkat kabupaten).

Afeksi: Proses penyadaran dalam diri seseorang.

Afektif: Tindakan sosial yang sebagian besar tindakannya dikuasai oleh perasaan (afektif) ataupun emosi, tanpa melakukan pertimbangan yang matang. Perasaan marah, cinta, sedih, gembira muncul begitu saja sebagai reaksi spontan terhadap situasi tertentu. Oleh sebab itu tindakan sosial itu bisa digolongkan menjadi tindakan irasional. Contohnya, seorang wanita menangis begitu mendengar cerita sedih. Tindakan tersebut merupakan ungkapan-ungkapan langsung tanpa mempertimbangkan terlebih dahulu alasan tujuannya.

Affectual action (tindakan yang dipengaruhi emosi): Tindakan sosial ini dipengaruhi oleh emosi atau perasaan. Misalnya, hubungan kasih sayang seorang kakak kepada adik atau hubungan cinta kasih dua remaja yang sedang dimabuk asmara.

African negroid: Ras Negroid yang meliputi orang-orang yang tinggal di sebagian besar Benua Afrika.

Ag-
Agama (religion): Sistem terpadu yang terdiri atas kepercayaan dan praktik yang berhubungan dengan hal-hal yang suci dan mempersatukan semua penganutnya dalam suatu komunitas moral yang dinamakan umat. Dalam konsep sosiologi, agama merupakan gejala sosial yang umum, yang dimiliki oleh seluruh masyarakat di dunia tanpa kecuali. Agama merupakan salah satu aspek dalam kehidupan sosial dan bagian dari sistem sosial suatu masyarakat. Dengan demikian, agama merupakan suatu pandangan hidup yang harus diterapkan dalam kehidupan individu atau kelompok.

Agama alam: lihat agama bumi.

Agama bumi atau agama alam: Kepercayaan yang bersumber pada kekuatan alam dan bumi. Orang yang menganut agama bumi percaya bahwa di alam ada kekuatan yang dapat mengatur dan menentukan kehidupan. Agama ini berkembang pada masyarakat yang memiliki tingkat solidaritas mekanik dan juga masih memiliki pola berpikir yang tradisional. Kegiatan keagamaan dari agama bumi adalah ritual dengan melakukan pemujaan terhadap benda-benda yang mempunyai nilai spiritual tinggi. Benda-benda itu bisa berupa pohon, batu, patung, candi, dan lain sebagainya.

Age of reason: Masa abad pemikiran. Age of reason mengacu pada zaman di mana perkembangan filsafat, ilmu, dan kemanusiaan mengalami kebangkitan setelah lama dikungkung oleh kekerasan dogma-dogma agama sebelum abad 17.

Agen akulturasi: Lihat agents of acculturation.

Agen pembaru: Lihat agen perubahan.

Agen perubahan (agent of change) atau agen pembaru: Orang yang relatif aktif berusaha menyebarkan inovasi ke dalam suatu sistem sosial. Biasanya adalah anggota dari sebuah lembaga yang ingin mengadakan pembaruan dalam masyarakat tersebut namun dia tinggal dalam masyarakat tertentu dan menjadi bagian di dalamnya hanya untuk menyebarkan inovasi saja. Biasanya agen pembaru ini mengadakan kerja sama dengan pemuka pendapat supaya inovasi yang dibawanya bisa diterima dalam masyarakat tersebut dengan mudah.

Agent of change: Lihat agen perubahan.

Agents of acculturation (agen akulturasi)
: Orang-orang yang membawa unsur kebudayaan asing ke dalam suatu kebudayaan. Contohnya, para pedagang yang membawa unsur kebudayaan berupa berbagai jenis barang, cara berdagang, di samping kepercayaan dan agama yang dianutnya. Para pastur dan pendeta penyiar agama Katolik dan Kristen Protestan juga membawa unsur kebudayaan berupa penyuluhan kesehatan, pendidikan sekolah, dan berbagai unsur-unsur kebudayaan Eropa lainnya.

Agitasi: Hasutan kepada orang banyak, biasanya dilakukan oleh tokoh atau aktivis partai politik atau pidato yang berapi-api untuk memengaruhi massa.

Agraris: Hal yang berkaitan dengan pembudidayaan tanah atau kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan pertanian.

Agricultural: Aktifitas bercocok tanam.

Ai-
Ainu: Lihat Suku Ainu.

Ak-
Akademik/akademis: Bersifat akademis, mengenai (berhubungan) dengan akademis, bersifat ilmiah, bersifat ilmu pengetahuan, bersifat teori, tanpa arti praktis langsung.

Akhlak: Kekuatan moral serta pencerminan dari kebersihan dan kesucian jiwa yang mempunyai kekuatan lebih dari hukum, undang-undang atau peraturan-peraturan lainnya.

Akomodasi (accomodation): Suatu proses penyesuaian diri dari orang perorangan atau kelompok-kelompok manusia yang semula saling bertentangan sebagai upaya untuk mengatasi ketegangan-ketegangan. Tujuan dari akomodasi adalah terciptanya keseimbangan interaksi sosial dalam kaitannya dengan norma dan nilai yang ada di dalam masyarakat. Ini dapat digunakan untuk menyelesaikan pertentangan, entah dengan menghargai kepribadian yang berkonflik atau dengan cara paksaan atau tekanan.

Akomodasi baru: Serangkaian perubahan yang dilalui oleh masyarakat dalam melakukan penyesuaian-penyesuaian.

Aksara lontarak: Aksara tradisional yang mungkin berasal dari huruf Sanskerta yang ditulis di atas daun lontar (daun sejenis palem).

Aksen: Cara mengucapkan kata-kata atau lekuk lidah yang khas.

Aksi protes: Suatu tuntutan individual atau kelompok, yang dilakukan dengan lisan atau tulisan untuk memperjuangkan kepentingan atau objek tindakan.

Aksiologi: Cabang filsafat ilmu yang mempertanyakan bagaimana manusia menggunakan ilmunya.

Akulturasi (cultural contact): Percampuran dua kebudayaan alau lebih yang saling bertemu dan saling mempengaruhi.

Akumulatif: Salah satu sifat hidup, di mana ilmu-ilmu dibentuk dengan dasar teori lama yang disempurnakan, ditambah, dan diperbaiki sehingga semakin sempurna. Ilmu yang dikenal sekarang merupakan kelanjutan dari ilmu yang dikembangkan sebelumnya. Oleh karenanya, ilmu pengetahuan bersifat relatif dan temporal, tidak pernah mutlak dan final. Dengan demikian, ilmu pengetahuan bersifat dinamis dan terbuka.

Al-
Alam antara: Dunia yang membatasi alam bawah dengan alam atas

Alam atas: Tempat bersemayamnya para Buddha.

Alam bawah: Dunia yang penuh dengan karma atau nafsu (keinginan) manusia.

Alami: berasal dari alam, tidak dibuat atau disebabkan oleh manusia.

Alat-alat produksi: Alat-alat yang digunakan dalam suatu pekerjaan, mulai yang sederhana (batu untuk menumbuk padi) sampai yang lebih kompleks (alat untuk menenun pakaian). Jika diklasifikasikan menurut bahannya, alat-alat tersebut dapat dibagi menjadi alat dari batu, tulang, kayu, logam, dan bambu. Selanjutnya, jika diklasifikasikan berdasarkan teknik membuatnya, dapat dibagi menjadi empat teknik, yaitu teknik dipikul, teknik ditekan, teknik dipecah, dan teknik digiling. Jika dilihat dari fungsinya alat tersebut dapat dibedakan menjadi alat untuk memotong, untuk membuat lobang, memukul, alat penggiling, alat peraga, alat untuk menyalakan api, dan alat untuk meniup api.

Alih teknologi: Pewarisan teknologi dari generasi ke generasi atau dari masyarakat/bangsa yang satu ke masyarakat/bangsa lain.

Alkohol: Jenis narkotika yang mempunyai sifat menimbulkan gangguan pada susunan saraf. Apabila diminum mula-mula menjadikan riang gembira, banyak berbicara (Euphorie), kesadarannya merendah, keseimbangan badan terganggu, dan mabuk. Akibat pemakaian alkohol yang berlebihan dapat terjadi kelumpuhan karena radang saraf.

Alpine Caucasoid: Ras yang terdapat Eropa Tengah dan Eropa Timur.

Altruisme: Perhatian terhadap kesejahteraan orang lain tanpa memperhatikan diri sendiri. Perilaku ini merupakan kebajikan yang ada dalam banyak budaya dan dianggap penting oleh beberapa agama. Gagasan ini sering digambarkan sebagai aturan emas etika. Beberapa aliran filsafat, seperti objektivisme berpendapat bahwa altruisme adalah suatu keburukan. Altruisme adalah lawan dari sifat egois yang mementingkan diri sendiri.

Altruistik: Sifat yang mementingkan orang lain. Lihat altruisme.

Alun-alun: Suatu lapangan terbuka yang luas dan berumput yang dikelilingi oleh jalan dan dapat digunakan kegiatan masyarakat yang beragam. Pada awalnya alun-alun merupakan tempat berlatih perang (gladi yudha) bagi prajurit kerajaan, tempat penyelenggaraan sayembara dan penyampaian titah (sabda) raja kepada kawula (rakyat), pusat perdagangan rakyat, juga hiburan.

Am-
Amalgamasi (amalgamation):  Perkawinan campuran. Perbauran biologis antara dua atau lebih ras manusia yang berbeda ciri-ciri fisiknya sehingga mereka menjadi satu rumpun.

Ambil-ambilan (Sunda): Lagu permainan Sunda yang dinyanyikan oleh dua kelompok anak yang jumlahnya banyak berbaris saling berhadapan. Cara menyanyikannya saling memberi kesempatan pada lawan seperti sisindiran saling melawan dengan nyayian. Anak yang terpilih masuk kelompok punya kesempatan untuk memilih, disebut namanya kemudian pindah ke kelompoknya, pindahnya sambil jalan memakai satu kaki serta difitnah “maling endog” oleh kelompok yang ditinggalkan.

Ambilineal: Prinsip dalam kekerabatan yang memperhitungkan hubungan kekerabatan dengan sebagian warga masyarakat melalui garis keturunan laki-laki, dan dengan sebagian warga masyarakat lain menggunakan garis keturunan perempuan. Masyarakat yang menggunakan prinsip ambilineal ini adalah masyarakat Iban Ulu Ai di Kalimantan.

Ambilineal besar: Kelompok kekerabatan yang mencakup lebih banyak generasi yang diturunkan oleh seorang nenek moyang tertentu. Kelompok ini tidak hanya terbatas pada 3-4 generasi saja. Biasanya anggota kelompok ini sudah tidak lagi saling mengenal, bahkan tidak mengetahui hubungan masing-masing. Karena jumlah anggota dalam keluarga ambilineal besar ini cukup banyak, maka bentuknya merupakan hubungan kekerabatan kadang kala, dan bukan kelompok kekerabatan korporasi.

Ambilineal kecil: Kelompok kekerabatan yang terjadi apabila suatu keluarga luas utrolokal membentuk suatu kepribadian yang khas yang disadari oleh para warganya. Kepribadian khas itu tidak hanya ada pada satu generasi tertentu, melainkan sudah ada selama beberapa angkatan atau generasi sebelumnya. Kelompok ini biasanya terdiri dari sekitar 25-30 jiwa, sehingga mereka masih saling mengenal dan mengetahui hubungan kekerabatan masing-masing. Kelompok ambilineal kecil juga menumbuhkan rasa kepribadian, karena adanya harta produktif milik bersama yang berupa tanah, kolam ikan, atau pohon buah-buahan, yang dapat dinikmati bersama oleh semua anggota kelompok.

Ambivalensi: Memiliki perasaan atau pendapat yang campur aduk mengenai sesuatu atau seseorang.

AMDAL: Analisis Masalah dan Dampak Lingkungan. Kajian mengenai dampak besar dan penting suatu usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan di Indonesia. AMDAL ini dibuat saat perencanaan suatu proyek yang diperkirakan akan memberikan pengaruh terhadap lingkungan hidup di sekitarnya. Yang dimaksud lingkungan hidup di sini adalah aspek Abiotik, Biotik, dan Kultural.

Americam Mongoloid (Mongoloid Amerika atau Indian): Penduduk asli Amerika yang memiliki ciri-ciri warna kulit merah, ukuran tubuh tinggi, rambut hitam lurus, bentuk muka lonjong atau oval, mata sipit. Mereka terdapat di daerah Amerika Selatan (penduduk Terra del Fugo) di Amerika Utara (penduduk asli Eskimo).

An-
Anak jalanan: Sering disingkat anjal. Sebuah istilah umum yang mengacu pada anak-anak yang mempunyai kegiatan ekonomi di jalanan, namun masih memiliki hubungan dengan keluarganya. Tapi hingga kini belum ada pengertian anak jalanan yang dapat dijadikan acuan bagi semua pihak.

Anak kolong: Sebutan dalam bahasa sehari-hari untuk anak tentara atau anak yang besar di tangsi tentara. Istilah ini telah dipakai sejak zaman penjajahan Belanda di Indonesia. Asal-usul istilah ini berasal dari keadaan tangsi anggota KNIL yang sangat memprihatinkan. Tentara yang berkeluarga ditempatkan pada asrama dengan ukuran kecil dan berhimpitan. Karena kecilnya ruangan, sering kali tidak cukup untuk ditempati lebih dari satu tempat tidur. Akibatnya anak-anak terpaksa tidur di bagian bawah dipan (kolong). Dari sinilah muncul istilah tersebut.

Analisis: Penyelidikan terhadap suatu peristiwa untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya; penguraian suatu pokok atas berbagai bagiannya dan penelaahan bagian itu sendiri serta hubungan antarbagian untuk memperoleh pengertian yang tepat dan pemahaman arti keseluruhan.

Analisis data: Pengolahan data dalam suatu penelitian. Analisis data bertujuan untuk menyederhanakan data ke dalam bentuk yang mudah dibaca dan diinterpretasi.

Analisis isi media massa: Pengumpulan data dengan menganalisis isi media massa. Dalam media massa tersebut termuat uraian dan data mengenai kemasyarakatan, perkembangan bank, dan perkembangan perekonomian.

Analisis statistik: rangkaian kegiatan analisis kuantitatif di mana diperlukan adanya pengetahuan serta pengukuran yang cermat menurut ilmu statistik.

Analogi: Perbandingan antara satu hal dengan yang lain yang digunakan untuk menjelaskan sesuatu.

Analogi organik: Pendekatan dengan memahami masyarakat seperti tubuh manusia, sebagai suatu organisasi yang terdiri atas bagian-bagian yang tergantung satu sama lain.

Anarkis: Keadaan yang kacau dikarenakan tidak adanya atau tidak diakuinya pihak pemerintah atau pengatur.

Anarkisme Atau dieja anarkhisme: Suatu paham yang mempercayai bahwa segala bentuk negara, pemerintahan, dengan kekuasaannya adalah lembaga-lembaga yang menumbuhsuburkan penindasan terhadap kehidupan, oleh karena itu negara, pemerintahan, beserta perangkatnya harus dihilangkan/dihancurkan.

Androgini: Istilah yang digunakan untuk menunjukkan pembagian peran yang sama dalam karakter maskulin dan feminin pada saat yang bersamaan. Seorang androgini dalam arti identitas gender, adalah orang yang tidak dapat sepenuhnya cocok dengan peran gender maskulin dan feminin yang tipikal dalam masyarakatnya. Mereka juga sering menggunakan istilah ambigender untuk menggambarkan diri mereka. Banyak androgini yang menggambarkan dirinya secara mental “di antara” laki-laki dan perempuan, atau sama sekali tidak bergender.

Anecdotal record: lihat catatan anekdot.

Anekdot: Lihat catatan anekdot.

Angkatan 20: Sebutan bagi sekelompok sastrawan Indonesia yang menulis karya sastra sekitar tahun 1920, sehingga dikenal juga dengan sebutan Angkatan Balai Pustaka. Karya sastra pada zaman ini banyak mengemukakan masalah adat daerah (kawin paksa). Tokohnya antara lain Sultan Takdir Alisyahbana, Nur Sultan Iskandar, Abdul Muis, dan Muhammad Kasim.

Angkatan 45: Sebutan bagi sekelompok sastrawan Indonesia yang aktif berkarya pada saat revolusi 1945. Tokohnya antara lain Chairil Anwar, Asrul Sani, Pramudya Ananta Toer, dan Umar Ismail. Angkatan 45 juga menjadi sebutan untuk para pejuang kemerdekaan.

Angkatan Balai Pustaka: Lihat Angaktan 20.

Angkatan bersenjata: Organisasi kemiliteran yang dapat digunakan untuk saluran mobilitas vertikal ke atas melalui tahapan yang disebut kenaikan pangkat.

Angket: Daftar pertanyaan tertulis mengenai masalah tertentu dengan ruang untuk menjawab bagi setiap pertanyaan.

Angket langsung: Angket di mana responden menjawab tentang dirinya.

Angket terbuka: angket yang jawaban-jawaban dari daftar pertanyaannya sepenuhnya diserahkan kepada responden untuk mengisinya sesuai dengan data dan fakta yang dimiliki responden tersebut.

Angket tertutup: Angket yang semua pertanyaan yang ada, jawabannya sudah disediakan, dalam arti responden tidak diberi kesempatan untuk menuliskan jawaban yang tidak disediakan dalam angket tersebut.

Angket tidak langsung: Angket di mana responden menjawab tentang orang lain.

Animatisme: Sistem kepercayaan bahwa benda-benda dan tumbuh-tumbuhan di sekeliling manusia itu memiliki jiwa dan bisa berpikir seperti manusia. Kepercayaan ini tidak memunculkan pemujaan terhadap benda dan tumbuhan di sekitarnya, tetapi menjiwai religi lain.

Animisme: Kepercayaan kepada makhluk halus dan roh yang merupakan asas kepercayaan agama yang mula-mula muncul di kalangan manusia primitif. Kepercayaan animisme mempercayai bahwa setiap benda di Bumi ini, (seperti kawasan tertentu, gua, pohon atau batu besar) mempunyai jiwa yang mesti dihormati agar semangat tersebut tidak mengganggu manusia, malah membantu mereka dari semangat dan roh jahat dan juga dalam kehidupan keseharian mereka.

Anjueng: Ruangan yang berfungsi sebagai tempat tamu terhormat (tidak setiap rumah memiliki ruangan ini) pada rumah gadang.

Anomie: Lihat anomi.

Anomi (anomie): Suatu keadaan di mana tak ada pegangan terhadap apa yang baik dan apa yang buruk, sehingga anggota-anggota masyarakat tidak mampu lagi untuk mengukur tindakan-tindakannya, oleh karena batas-batasnya sudah tidak ada lagi.

Antecedents: Variabel-variabel yang ada dalam situasi sebelum terjadi perkenalan dengan inovasi.

Anti positivisme: Sudut pandang dalam bidang sosiologi di mana ilmu sosial membutuhkan metode ilmiah yang berbeda dengan metode umum yang digunakan dalam bidang ilmu alam. Anti positivisme mulai berkembang sejak abad ke-19, di mana positivisme dan naturalisme mulai dipertanyakan oleh para peneliti seperti Wilhelm Dilthey dan Heinrich Rickert, yang berpendapat bahwa dunia kemasyarakatan berbeda dengan dunia fisik alam, di mana masyarakat memiliki aspek yang unik, seperti makna, simbol, norma, nilai-nilai yang kesemuanya dapat dikelompokkan menjadi budaya. Lihat juga positivisme.

Antisipatif: Bersifat mencegah, mempersiapkan untuk sesuatu yang mungkin akan terjadi.

Antisosial: 1. Perilaku yang tidak sesuai dengan nilai dan norma dalam masyarakat. 2. Teori yang menyatakan bahwa masyarakat atau lingkungan sosial selamanya akan mengalami konflik dengan kedirian dan selamanya menghalangi seseorang untuk mencapai kesenangannya. Penggagas teori ini adalah Sigmund Freud.

Antropolog: Orang yang ahli dalam bidang antropologi.

Antropologi: Satu cabang ilmu sosial yang mempelajari tentang budaya masyarakat suatu etnis tertentu. Antropologi lahir atau muncul berawal dari ketertarikan orang-orang Eropa yang melihat ciri-ciri fisik, adat istiadat, budaya yang berbeda dari apa yang dikenal di Eropa. Antropologi lebih memusatkan pada penduduk yang merupakan masyarakat tunggal, tunggal dalam arti kesatuan masyarakat yang tinggal di daerah yang sama, antropologi mirip seperti sosiologi tetapi pada sosiologi lebih menitikberatkan pada masyarakat dan kehidupan sosialnya.

Antropologi biologis, juga disebut antropologi jasmani atau antropologi fisik (physical anthropology): Cabang antropologi yang, dalam konteks primat pada umumnya, lebih meneliti perkembangan spesies manusia. Antropologi biologis mencakup penelitian biologis dan budaya tentang keanekaragaman manusia, evolusi manusia, dan pembandingan anatomi, perilaku, sejarah dan ekologi primat pada masa lampau dan kini. Antropologi biologis terutama meneliti bukti fosil dan perkembangannya.

Antropologi budaya: Cabang antropologi yang berpusat pada penelitian variasi kebudayaan di antara kelompok manusia. Antropologi budaya mengumpulkan data mengenai proses ekonomi dan politik global atas budaya lokal. Para antropolog budaya menggunakan berbagai metode, termasuk pengamatan partisipatif (participant observation), wawancara dan angket statistik. Penelitian mereka sering dikatakan pekerjaan lapangan karena sang antropolog harus menetap untuk waktu yang cukup lama di lapangan penelitiannya.

Antropologi filosofis: Disiplin ilmu yang berurusan dengan pertanyaan metafisika dan fenomenologi individu manusia dan hubungan interpersonal.

Antropologi fisik: Cabang antropologi yang khusus mempelajari manusia dari sudut jasmani (fisik). Lihat antropologi biologis.

Antropologi linguistik: Cabang antropologi budaya yang mempelajari bahasa-bahasa berbagai suku bangsa di dunia.

Antropologi psikologis: Cabang dari antropologi yang bersifat interdisipliner dan mengkaji interaksi kebudayaan dan proses mental. Cabang ini terutama memperhatikan cara perkembangan manusia dan enkulturasi dalam kelompok budaya tertentu-dengan sejarah, bahasa, praktik, dan kategori konseptualnya sendiri-membentuk perolehan kognisi, emosi, persepsi, motivasi, dan kesehatan mental dan juga memeriksa tentang bagaimana pemahaman kognisi, emosi, motivasi, dan proses psikologis sejenis membentuk model proses budaya dan sosial.

Antropologi terapan: Penerapan hasil penelitian antropologi untuk memecahkan masalah sehari-hari.

Antropologis: Dilihat dari sudut pandang antropologi.

Antropometri: Ilmu yang mempelajari tentang teknik pengukuran tubuh manusia.

Ap-
Apartheid: Sistem pemisahan ras yang diterapkan oleh pemerintah kulit putih di Afrika Selatan dari sekitar awal abad ke-20 hingga tahun 1990. Hukum apartheid dicanangkan pertama kali di Afrika Selatan, yang pada tahun 1930-an dikuasai oleh dua bangsa kulit putih, koloni Inggris di Cape Town dan Namibia dan para Afrikaner Boer (Petani Afrikaner) yang mencari emas/keberuntungan di tanah kosong Afrika Selatan bagian timur atau disebut Transvaal (sekarang kota Pretoria dan Johannesburg).

Apatis: Sikap tidak peduli atau acuh tak acuh.

Aposteriori: Filsafat empirisme yang hanya menekankan yang logis, yang dialami, yaitu selalu bergantung pada pengalaman.

Apprenticeship: Masa magang.

Approach: Pendekatan. Cara yang digunakan untuk memandang atau memahami suatu masalah.

Approved institutions: Pranata sosial yang diterima masyarakat, seperti perusahaan, sekolah, dan industri.

Apresiasi seni: Penghargaan terhadap seni.

Apriori: Pengetahuan yang ada sebelum bertemu dengan pengalaman. Atau dengan kata lain, sebuah istilah yang dipakai untuk menjelaskan bahwa seseorang dapat berpikir dan memiliki asumsi tentang segala sesuatu, sebelum bertemu dengan pengalaman dan akhirnya mengambil kesimpulan.

Ar-
Arabic Caucasoid: Ras kaukasus yang menurunkan bangsa Arab seperti Arab Saudi, Irak, Iran, Mesir, Aljazair, dan sebagainya.

Arbitrasi (arbitration): Upaya menyelesaikan konflik dengan menggunakan orang/pihak ketiga yang memberi keputusan dan diterima serta ditaati oleh kedua belah pihak. Oleh karena kekuasaan dan kewenangan itu, pihak ketiga mampu memaksakan keputusan kepada pihak-pihak yang bertikai. Biasanya pihak yang bertikai akan menerima apa yang menjadi keputusan wasit.

Area sampling: Sampel yang diperoleh dengan mensampel daerah. Misalnya, suatu negara yang dibagi atas 50 daerah dipilih beberapa daerah secara random untuk dijadikan sampel. Daerah yang terpilih dibentuk lagi menjadi beberapa subsampel, yaitu bagian dari sampel yang mewakili daerah itu. Dengan menggabungkan semua subsampel terbentuklah sampel yang diinginkan. Ada kalanya dibentuk sampel dengan memakai semua atau sebagian besar anggota daerah yang terpilih sebagai anggota sampel. Di dalam hal itu berarti dilakukan cluster sampling.

Argot: Ragam dialek sosial yang memperlihatkan ciri-ciri yang sangat khusus. Sampai pada akhir abad ke-19, argot masih diartikan sebagai bahasa khusus kaum petualang, pencuri, dan pengemis. Bahasa tersebut hanya dipergunakan untuk dan oleh mereka saja. Argot juga dapat diartikan bahasa dan perbendaharaan kata yang bersifat rahasia dari suatu kelompok orang, misalnya bahasa para pencopet. Argot juga kadang merujuk pada kosakata spesifik informal dari suatu bidang ilmu, hobi, pekerjaan, olahraga, dll.

Argumentasi: Pemikiran yang berdasarkan alasan yang disusun secara sistematis untuk mendukung ide atau pemikiran tertentu.

Argumentatif: Memiliki alasan yang jelas dan sistematis.

Arisan: Kelompok orang yang mengumpul uang secara teratur pada tiap-tiap periode tertentu. Setelah uang terkumpul, salah satu dari anggota kelompok akan keluar sebagai pemenang. Penentuan pemenang biasanya dilakukan dengan jalan pengundian.

Arkeologi: Ilmu tentang kehidupan dan kebudayaan zaman kuno berdasarkan benda-benda peninggalan, misalnya patung-patung; ilmu yang mempelajari kebudayaan sebelum manusia mengenal tulisan, termasuk perkembangan dan penyebaran kebudayaan.

Arsip: Koleksi penyimpanan catatan dan data-data, dan juga merujuk kepada tempat di mana catatan dan data-data ini disimpan.

Arsitektur: Seni dan ilmu dalam merancang bangunan. Dalam artian yang lebih luas, arsitektur mencakup merancang keseluruhan lingkungan binaan, mulai dari level makro yaitu perencanaan kota, perencanaan perkotaan, arsitektur lanskap, hingga ke level mikro yaitu desain perabot dan desain produk. Dalam definisi modern, arsitektur harus mencakup pertimbangan fungsi, estetika, dan psikologis.

Artefak: Perkakas peradaban kuno, alat-alat yang dibuat dan dipergunakan manusia prasejarah untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Alat-alat ini dibuat dari batu, kayu, tulang, duri ikan, tanduk, tanah liat, logam, dan lain-lain.

Artikel: Ringkasan dari hasil penelitian yang disusun berdasarkan kriteria yang telah disepakati dengan tujuan agar hasil penelitian dapat diketahui publik.

Arupadhatu: Bagian dari Candi Borobudur yang melambangkan tempat bersemayamnya para Budha yang berada di alam atas. Pada alam tersebut kebebasan akan hawa dunia yang masih mementingkan bentuk dan rupa telah tercapai. Kebebasan tersebut di lambangkan dengan tidak adanya relief sebagai tempat lenyapnya nafsu dunia. Lihat juga kamadhatu.

Arwah: Roh atau jiwa orang yang sudah meninggal.

As-
Ascribed status: Status atau kedudukan sosial yang ada di dalam masyarakat secara otomatis tanpa usaha.

Asiatic Mongoloid: Ras Mongoloid yang tersebar di Asia Utara, Asia Tengah, dan Asia Timur.

Asilulu: Salah satu dialek Bahasa Ambon.

Asimilasi: Proses bertemunya dua atau lebih kebudayaan yang saling berinteraksi, kemudian masing-masing kebudayaan melebur dan membentuk kebudayaan baru.

Askripsi: Cara untuk memperoleh kedudukan melalui keturunan. Misalnya gelar kebangsawanan.

Asmat: Salah satu suku yang tinggal di Papua. Suku Asmat dikenal dengan hasil ukiran kayunya yang unik. Populasi suku Asmat terbagi dua yaitu mereka yang tinggal di pesisir pantai dan mereka yang tinggal di bagian pedalaman. Kedua populasi ini saling berbeda satu sama lain dalam hal dialek, cara hidup, struktur sosial dan ritual. Populasi pesisir pantai selanjutnya terbagi ke dalam dua bagian yaitu suku Bisman yang berada di antara sungai Sinesty dan sungai Nin serta suku Simai.

Asosiasi: Sekelompok orang atau organisasi yang bergabung atau bekerjasama untuk tujuan tertentu.

Asosiatif: Pola hubungan yang menunjukkan kerja sama; proses yang di dalamnya ada usaha untuk menyatukan dan meningkatkan solidaritas di antara anggota kelompok, di mana bentuknya antara lain kerja sama, akomodasi, asimilasi, dan akulturasi.

Aspirasi: Harapan dan tujuan untuk keberhasilan pada masa yang akan datang.

Assialana memang (Bugis-Makassar): Perkawinan antara saudara sepupu sederajat kedua, baik dari pihak ayah maupun dari pihak ibu.

Assialang marola (Bugis-Makassar): Perkawinan antara saudara sepupu sederajat kesatu, baik dari pihak ayah maupun dari pihak ibu.

Assigned status: Kombinasi dari perolehan status melalui usaha dan status yang diperoleh secara otomatis.

Association values (nilai-nilai perserikatan): Nilai-nilai yang meliputi berbagai bentuk perserikatan manusia dan persahabatan kehidupan keluarga, sampai dengan tingkat internasional.

Astrologi: Ilmu yang mempelajari tentang pergerakan dan posisi benda-benda angkasa yang dipercaya memiliki hubungan atau pengaruh dalam kehidupan manusia dan juga alam.

Asumsi: Dugaan awal yang masih harus dibuktikan melalui penelitian.

At-
Ateisme: Sebuah pandangan filosofi yang tidak mempercayai keberadaan Tuhan dan dewa-dewi ataupun penolakan terhadap teisme. Dalam pengertian yang paling luas, ateisme adalah ketiadaan kepercayaan pada keberadaan dewa atau Tuhan.

Atman: Kepercayaan dalam prinsip ajaran agama Hindu tentang jiwa yang abadi.

Atomistic family: Siklus dalam perkawinan di mana makna sakral sebuah perkawinan memudar, kemudian diganti oleh kepentingan pribadi, kaidah moral, termasuk seks dianggap relatif, suami istri dapat dengan mudah bercerai.

Atou (Dani): Kekuatan sakti yang berasal dari nenek moyang yang diturunkan kepada anak laki-laki.

Attitudes (sikap): Suatu kecenderungan untuk melakukan sesuatu atau tidak melakukan hal-hal tertentu terhadap manusia, benda, atau keadaan.

Au-
Audience: Pendengar, hadirin, penonton.

Australian Negroid: Ras Negro yang menurunkan bangsa Australia.

Austronesia: Rumpun bahasa yang dituturkan oleh penduduk yang berada di wilayah Pulau Taiwan, Kepulauan Indonesia, Filipina, Mikronesia, Melanesia, Polinesia, dan Pulau Madagaskar.

Autokratis: Sistem pemerintahan yang dipegang oleh satu orang dengan kekuasaan absolut.

Av-
Avunkulokal: Pola yang mengatur keluarga baru untuk menetap bersama keluarga paman dari pihak ibu, baik paman dari pihak ibu pengantin pria, maupun dari pihak ibu pengantin wanita.

Aw-
Awareness stage: Tahapan proses adopsi di mana individu belajar akan keberadaan sebuah ide baru tetapi kekurangan informasi mengenai ide baru itu.

Ay-
Ayang-ayang gung (Sunda): Lagu Permainan Sunda yang dinyanyikan sambil meletakan tangan di atas pundak (ayang-ayangan), berbaris sejajar. Biasanya merupakan lagu pengantar dalam bermain ucing kuriling atau ucing peungpeun.

Az-
Azimat: Kepercayaan akan kekuatan suatu benda yang diciptakan oleh ahlinya.


Ket. klik warna biru untuk link

Download Kamus Sosiologi di Sini

Lihat Juga
Kamus Sosiologi, Abjad A
Kamus Sosiologi, Abjad B
Kamus Sosiologi, Abjad C
Kamus Sosiologi, Abjad D
Kamus Sosiologi, Abjad E
Kamus Sosiologi, Abjad F
Kamus Sosiologi, Abjad G
Kamus Sosiologi, Abjad H
Kamus Sosiologi, Abjad I
Kamus Sosiologi, Abjad J
Kamus Sosiologi, Abjad K
Kamus Sosiologi, Abjad L
Kamus Sosiologi, Abjad M
Kamus Sosiologi, Abjad N
Kamus Sosiologi, Abjad O
Kamus Sosiologi, Abjad P
Kamus Sosiologi, Abjad Q
Kamus Sosiologi, Abjad R
Kamus Sosiologi, Abjad S
Kamus Sosiologi, Abjad T
Kamus Sosiologi, Abjad U
Kamus Sosiologi, Abjad V
Kamus Sosiologi, Abjad W
Kamus Sosiologi, Abjad X
Kamus Sosiologi, Abjad Y
Kamus Sosiologi, Abjad Z
Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment for "Kamus Sosiologi, Abjad A"